Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penting, Tes Buta Warna Sejak Dini

23 Oktober 2015   23:41 Diperbarui: 24 Oktober 2015   10:00 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang memang bukan waktunya untuk berandai-andai. Show must go on! Jangan terlalu berharap pemerintah akan secepatnya mengulurkan tangan untuk “ngurusi” masalah nasib penyandang buta warna, karena masih banyak masalah lain yang lebih penting untuk diurus oleh pemerintah!?   Sekarang bola panas telah bergulir! Harapan terbesar untuk menggantikan peran dan fungsi pemerintah untuk “ngurusi” pemetaan potensi (baca : test buta warna sejak dini) anak-anak Indonesia tertuju pada lembaga atau perusahaan penyedia layanan rencana pendidikan. Ini merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi perusahaan penyedia layanan rencana pendidikan .seperti AXA Mandiri. Selaku pioneer operator perencanaan pendidikan di Indonesia, tentu AXA Mandiri tidak akan menyia-nyiakan peluang emas ini. Dengan melengkapi program rencana pendidikan yang sudah ada dengan tes buta warna sejak dini, tentu akan meningkatkan nilai tawar dan nilai jual program rencana pendidikan produk AXA Mandiri di mata konsumen, karena. nilai manfaat yang didapat konsumen semakin lengkap dan bermanfaat. Sehingga kedepan, potensi besar yang dimiliki anak-anak Indonesia bisa dipantau, dipetakan dan kelak bisa diberdayakan secara tepat sesuai dengan jalur kemampuan dan keahliannya masing-masing. Bagaimana AXA Mandiri?

 

Rencana Pendidikan Bukan Hanya Merencanakan Masalah biaya/Keuangan Saja!

Program perencanaan pendidikan anak di Indonesia, sejauh ini masih dipahami secara sempit oleh masyarakat, secara umum hanya diidentikkan dengan pengelolaan biaya/keuangan sebagai persiapan kebutuhan pendidikan anak kita di masa yang akan datang. Padahal, kalau dikembalikan kepada makna asal dari dua kosakata pembentuknya, seharusnya perencanaan pendidikan tidak cukup hanya berhenti sampai dititik itu saja, tapi mencakup semua aspek yang berkaitan dengan pilihan jalur pendidikan yang akan di bidik sebagai pilihan untuk pendidikan anak secara menyeluruh. Hal ini bisa dipahami, karena istilah perencanaan pendidikan dipopulerkan oleh industri asuransi yang fokus usahanya memang mengelola uang. Paradigma lama ini seharusnya sudah di-upgrade oleh perusahaan asuransi sebagai penyedia program rencana pendidikan, mengingat semakin kompleksnya dinamika sosial masyarakat kita.

Mulai sekarang, seharusnya penyedia layanan rencana pendidikan wajib memberi edukasi kepada masyarakat, lebih dari sekedar wacana pengelolaan uang atau biayanya saja. Tapi juga memberi informasi dan telaah yang komprehensif mengenai semua hal yang berkaitan dengan rencana pilihan jalur pendidikan anak-anak kita. Jadi perannya tidak hanya sebagai finance advisor tapi menjadi healing Advisor bagi keluarga yang mempercayakan rencana pendidikan putra-putrinya kepada mereka.

 

Rencana Pendidikan, adalah “Terapi Manajerial” Bagi Keluarga Indonesia

Bersentuhan dengan program rencana pendidikan produk dari perusahaan keuangan entah perbankan atau asuransi, sebenarnya bukanlah kebutuhan mutlak bagi para orang tua, posisinya sebagai katalisator atau yang mempercepat dan memperkuat proses pengelolaan. Sejatinya setiap keluarga apapun latar belakangnya, sadar atau tidak pasti sudah menjalankan konsep dasar perencanaan pendidikan bagi putra-putrinya. Kenapa begitu? Inti dari topik perencanaan pendidikan adalah tata kelola atau seni mengelola atau istilah kerennya adalah manajemen pengelolaan.

Berbicara manajemen berarti bicara seni dan naluri. Jadi sudah menjadi naluri bagi orang tua untuk bertanggung jawab dalam mengelola segala hal yang berhubungan dengan kelangsungan kehidupan tumah tangganya, termasuk disini adalah masalah pendidikan anak tercinta. Hanya saja, karena pengaruh budaya, lingkungan sosial dan adanya keterbatasan wawasan, pengetahuan, pendidikan, serta akses informasi pada masing-masing individu keluarga sering menyebabkan terjadinya inkonsistensi dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), Pengarahan (Directing) dan Pengawasan (Controlling) dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengakibatkan banyaknya terjadi kegagalan dalam prosesnya. Untuk itulah kehadiran produk perencanaan pendidikan dari perusahaan yang kredibel dan terpercaya sagat diperlukan untuk membantu menjaga kualitas, stabilitas dan kontinyuitas proses manajerial potensi keuangan dalam keluarga kita, khususnya dalam hal manajemen pembiayaan kependidikan bagi putra-putri kita. Dengan standar operasional kerja (SOP) yang baku, terstruktur dengan jelas serta terprogram dengan baik plus bisa dipertanggungjawabkan sangat diperlukan untuk mendukung dan memperkuat proses kinerja manajerial dalam keluarga yang sudah atau sedang berjalan, karena mau-tidak mau, bisa-tidak bisa ketika kita sudah terikat perjanjian kerja sama, kita tetap dibawa untuk mau dan bisa mengelola pembiayaan asuransi pendidikan untuk anak kita, sehingga keberlangsungan pendidikan putra-putri kita kedepannya Insha Allah akan lebih terjamin.

 

Catatan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun