ANALISIS LOCATION QUOTIENT (LQ), LOCALIZATION COEFFICIENT (LC), DAN ANALISIS KOMPARATIF KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI TAHUN 2010
Oleh: Kuswan Gunanto
PENDAHULUAN
Location Quotient disingkat LQ adalah suatu metode untuk mengukur spesialisasi relative dari suatu wilayah/daerah dalam industri-industri tertentu (Bendavid-Val, 1997). Metode LQ dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas ekspor yang dimiliki oleh daerah. Artinya dengan menggunakan metode ini, kita dapat mengetahui spesialisasi yang dimilki oleh daerah dibandingkan dengan daerah yang tingkatannya lebih tinggi (provinsi, nasional) atau sektor lain yang memiliki kategori yang sama. Sebagai ukuran tingkat spesialisasi daerah, sering digunakan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh sektor ekonomi tertentu. Tenaga kerja yang mampu diserap oleh salah satu sektor ekonomi akan dibandingkan dengan seluruh tenaga kerja yang mampu diserap oleh perekonomian secara keseluruhan sehingga akan diperoleh rasio tingkat tenaga kerja (Widodo, 2006, Tarigan, 2006).
METODOLOGI
Teknik LQ dapat dibedakan menjadi dua, yaitu LQ statis (Static Location Quotient, SLQ) dan LQ dinamis (Dynamic Locationa Quotient, DLQ).
1). SLQ (Static Location Quotient) biasa disebut LQ.
Formula untuk SLQ adalah:
Dimana:
Vik = nilai PDRB sektor i daerah studi (kabupaten)
Vk = nilai PDRB total daerah studi (kabupaten)
Vip = nilai PDRB sektor i daerah referensi (propinsi)
Vp = nilai PDRB total daerah referensi (propinsi)
Kemungkinan nilai SLQ yang diperoleh adalah:
1)SLQ > 1 : ini berarti daerah studi (kabupaten) memiliki spesialisasi disektor i dibandingkan sektor yang sama di tingkat daerah referensi (propinsi).
2)SLQ < 1 : ini berarti sektor i bukan merupakan spesialisasi daerah studi (kabupaten) dibandingkan sektor yang sama di tingkat daerah referensi (propinsi).
3)SLQ = 1 : ini berarti bahwa sektor i terspesialisasi baik di daerah studi (kabupaten) maupun daerah referensi (propinsi).
2). DLQ (Dynamic Location Quotient)
Sedangkan formula untuk DLQ adalah:
Dimana:
IPPSij  = indeks potensi perkembangan sektor i didaerah j
IPPSi  = indeks potensi perkembangan sektor i di wilayah referensi
gij      = laju pertumbuhan sektor i didaerah j
Gi      = laju pertumbuhan sektor i di wilayah referensi
gj       = rata-rata laju pertumbuhan di daerah j
G Â Â Â Â Â Â = rata-rata laju pertumbuhan di wilayah Referensi
Kemungkinan nilai DLQ yang diperoleh adalah:
1)DLQ > 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih cepat dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
2)DLQ < 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan lebih lambat dibanding daerah kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
3)DLQ = 1 : ini sektor mempunyai potensi perkembangan sama cepat dibanding daerah (kabupaten) lain di wilayah referensi (provinsi).
PEMBAHASAN
Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak di kawasan paling timur Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5.450 km2 untuk wilayah daratan dan 12.000 km2 untuk wilayah perairan. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten termuda di Provinsi Jambi bersama tiga kabupaten lain, yaitu: Sarolangun, Muaro Jambi, dan Tebo.
Berdasarkan data PDRB, Kabupaten ini merupakan daerah pertambangan khususnya migas dan pertanian. Sektor pertambangan menunjukkan dominasinya dengan memberikan sumbangan pembentukan PDRB berkisar di angka 50%, disusul dengan pertanian dengan sumbangan berkisar 15%.
Location Quotient (LQ)
Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi, dimana produksi daerah dapat diekspor keluar kabupaten. Dengan alasan tersebut, maka perlu dicari sektor basis yang perlu dikembangkan terlebih dahulu.
Dengan menggunakan perhitungan metode LQ, diperoleh bahwa hanya terdapat satu sektor yang menjadi basis yaitu: sektor pertambangan dan penggalian. Tapi bila dirinci per sub sektor maka terdapat sub sektor yang merupakan basis ekonomi, yaitu: 1)Tanaman bahan makanan 2)Perikanan 3)Minyak dan gas bumi
4)Industri migas (mulai tahun 2002) 5)Angkutan laut 6)Angkutan sungai, danau dan penyeberangan (mulai dari tahun 2006)
LAPANGAN USAHA
2010
1. pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan
0.9352
2. pertambangan dan penggalian
3.0202
3. industri pengolahan
0.7701
4. listrik, gas dan air bersih