Data yang digunakan adalah hasil pertandingan Piala Dunia sebelumnya sepanjang 2002-2014 yang merupakan representasi performa tim dan informasi tambahan lainnya, seperti GDP per kapita, populasi, rangking FIFA, rata-rata umur pemain, jumlah pemain yang berlaga di Liga Champion, jumlah pemaian yang bermain di luar negeri, dan performa pelatih setiap negara peserta.
Mereka menyimpulkan bahwa Jerman bakal keluar sebagai juara dengan mengalahkan Brazil di partai final. Peluang Jerman bakal menang di laga pamungkas bahkan diperkirakan mencapai 64 persen.
Tumbangnya Sang Juara Bertahan memberi pelajaran berharga kepada kita bahwa memprediksi masa depan adalah pekerjaan yang tidak mudah, secanggih apa pun model yang digunakan. Terkait hal ini, statistikawan kenamaan George P. Box pernah menulis "The most that can be expected from any model is that it can supply a useful approximation to reality: All models are wrong; some models are useful."
Karena itu, tidak semua yang dikemas dengan model-model statistik canggih itu akurat, termasuk ramalan siapa yang bakal menjuarai Piala Dunia 2018. Dalam hal ini, yang bisa kita lakukan adalah menikmati setiap pertandingan sembari bersiap untuk setiap kejutan yang bakal terjadi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H