Selanjutnya, saya lebih banyak mendengarkan keluh kesah yang ia sampaikan dan memberi tanggapan sekenanya.
Pada dasarnya, ia sangat menyayangkan kondisi yang terjadi saat ini. Sesama anak bangsa seharusnya kita tidak terbelah dan saling bermusuhan. Menurut suaminya, apa yang terjadi saat ini hanyalah sesuatu yang sengaja diciptakan oleh para elit demi kepentingan politik kekuasaan. Salah satu tujuan jangka pendeknya adalah pemilihan umum yang bakal dihelat pada 2019. Karena itu, menurutnya, kita sebaiknya jangan terbawa oleh permainan politik para elit.
Ia juga mengomentari sejumlah hal yang sempat viral di media sosial. Salah satunya adalah tanda pagar #saya_Indonesia dan #saya_Pancasila yang sempat meramaikan lini masa media sosial tanah air beberapa waktu yang lalu.
Ia pribadi tidak setuju dengan kedua tanda pagar tersebut. Baginya, kata saya terkesan eksklusif, membangun jarak, dan tidak kohesif. Yang pas menurutnya adalah #kita_Indonesia dan #kita_pancasila karena Indonesia adalah milik kita bersama dan Pancasila adalah rumah kita.
Saya sampaikan bahwa saya sangat setuju dengannya. Setidaknya, ia telah membuktikan hal tersebut dengan memberi potongan harga 4 dolar untuk tiga potong kaos yang saya beli. (*k)