Kabar baiknya, komitmen terkait hal ini telah disampaikan Suhariyanto sesaat setelah dilantik sebagai Kepala BPS yang baru. Perhitungan luas panen kedepannya bakal dilakukan oleh BPS dengan berbasis citra satelit sehingga hasilnya bakal lebih akurat.
Patut dicatat, selain melaksanakan perbaikan metode perhitungan luas panen, BPS juga harus berani melakukan koreksi dan proyeksi kilas balik (backcasting) pada data produksi padi/beras yang selama ini telah dirilis dan menjadi konsumsi publik. Resistensi dari sejumlah pihak terhadap hal ini memang tak bisa dielakkan, tapi sebagai lembaga yang memiliki otoritas menghasilkan data statistik resmi di negeri ini, BPS harus berani melakukannya meskipun konsekuensinya bakal tidak mengenakkan.
Sosialisasi dan komunikasi yang intensif dan kooperatif terkait hal ini juga harus dilakukan oleh BPS kepada semua institusi dan stakeholders yang selama ini berkepentingan dengan statistik produksi padi/beras, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Akurasi data produksi padi/beras merupakan ujian terhadap kredibilitas BPS yang mengususng visi sebagai pelopor data statistik yang terpercaya untuk semua. Jangan sampai karena nila setitik jadi rusak susu sebelanga. Karena itu, besar harapan kita pembenahan data produksi padi/beras dapat dilakukan secara maksimal oleh Kepala BPS yang baru, yang meraih gelar doktor Ekonomi Pertanian dari Reading University dan pernah menjadi Kepala Subdirektorat Statistik Tanaman Pangan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H