Menurut Rizal, dari sekian banyak tokoh yang meramaikan perang gagasan kala itu, ada empat tokoh yang sangat menonjol dan berpengaruh dalam mengkritisi pilihan kebijakan ekonomi Orde Baru kala itu. Mereka adalah Mohammad Hatta, Soedjatmoko, Sarbini Sumawinata, dan Mochtar Lubis.
Masih menurut Rizal, dari keempat tokoh tersebut, Sarbini merupakan yang paling mahir berbicara secara teknis dan menguasai kosakata yang khas dalam disiplin ilmu ekonomi. Ia merupakan tokoh yang paling berhak menyandang “gelar” sebagai the development economist, ekonom pembangunan.
Sarbini belajar ekonomi di negeri Belanda di bawah bimbingan Prof. Tinbergen. Anda yang belajar ilmu ekonomi tentu pernah mendengar nama itu. Dia adalah ilmuwan Belanda pertama yang meraih Hadiah Nobel di bidang ekonomi pada 1969. Setelah menamatkan pendidikan di negeri Belanda, Sarbini kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Harvard untuk meraih gelar master di bidang ekonomi.
Sarbini merupakan Kepala Biro Pusat Statistik—sebutan lawas untuk Badan Pusat Statistik—yang pertama dan menjabat selama sepuluh tahun, dari 1955 hingga 1965. Membaca ulasan Rizal tentang sepak terjangnya membuat saya bangga. Perstatistikan negeri ini ternyata dibangun oleh tangan-tangan istimewa. Mereka bukan orang sembarangan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H