Mohon tunggu...
Suksma Kadek
Suksma Kadek Mohon Tunggu... -

Just ordinary girl, penyuka kehijauan, Bali lover

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Antara Tambling Lampung dan Benoa Bali

27 September 2015   02:17 Diperbarui: 27 September 2015   09:54 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balik ke kampung halaman, Bali (tapi bukan mau ngomongin Danau Tamblingan), saya malah keinget Teluk Benoa. Ini adalah kawasan yang mengalami masalah yang berat, mungkin lebih berat dari yang dialami Tambling dulu. Jika Tambling di Lampung merupakan wilayah yang terpencil dan hanya sedikit wilayah pemukiman penduduk di sekitarnya, Teluk Benoa sebaliknya, dikelilingi oleh bukan saja pemukiman penduduk, tapi juga perkotaan dan industri wisata yang berputar di sekitarnya. Seperti halnya Tambling, kawasan Teluk Benoa juga masuk dalam wilayah perlindungan, yakni Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai.

Belakangan, Teluk Benoa ramai diberitakan, pangkalnya adalah rencana revitalisasi wilayah itu yang dianggap sebagian kalangan adalah upaya reklamasi semata. Para penolak beranggapan, perusahaan pengembang yang akan mengelola Teluk Benoa hanya akan mengambil keuntungan semata dan merusak alam di Teluk Benoa. Kecurigaan itu sah-sah saja sih, tapi menuduh tanpa alasan juga terlalu berlebihan. FYI aja, perusahaan yang akan mengembangkan Teluk Benoa ini berada satu payung dengan yang bekerjasama mengelola TWNC!

So, melihat apa yang mereka lakukan di Tambling, rencana mereka untuk merevitalisasi Teluk Benoa patut untuk didukung. Apalagi kondisi Teluk Benoa sudah parah, nggak bisa hanya didiamkan saja tanpa solusi. Kepedulian mereka terhadap lingkungan sudah terbukti, cara mereka mengelola juga sudah dipuji. Apalagi, banyak kajian yang menyatakan bahwa revitalisasi Teluk Benoa bukan hanya aman bagi lingkungan, tapi juga akan memberikan banyak nilai tambah bagi pariwisata di Bali yang tentu saja menguntungkan masyarakat Bali sendiri!

 

Rumah Jendela, 260915

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun