Melihat perceraian orang tua merupakan pengalaman yang buruk bagi seorang anak. Tidak peduli berapapun usianya itu sangat berdampak pada kondisi psikis dan tumbuh kembang anak. Terlebih jika ia sudah melihat dari awal mula keretakan keluarganya tersebut. Seperti pertengkaran orang tua yang terlihat di depan anak, percekcokan dan kurangnya perhatian pada seorang anak.
Anak yang terdampak perceraian orang tua seringkali mengalami trauma mendalam yang mana bisa memengaruhi banyak hal ketika ia dewasa. Seperti pola pikir, sudut pandang, kebiasaan dan lain sebagainya. Menyembuhkan luka batin perceraian pada anak memang tidak mudah dan dibutuhkan kesadaran serta dukungan kuat dari orang tua. Berikut cara menyembuhkan trauma pada anak yang bisa ayah dan bunda coba.
1. Beri dukungan sepenuhnya
Anak yang menjadi korban perceraian orang tua seringkali merasa tersisihkan, tidak dicintai, kurang diperhatikan hingga merasa kesepian. Maka dari itu seiring proses penerimaan dari sang anak atas keputusan perceraian orang tua, berilah dukungan anak sepenuhnya agar ia tidak merasa sendirian.
Mensupport anak dalam hal apapun selama itu positif akan membantunya melewati masa-masa krisis perceraian orang tuanya dengan lebih baik dan lebih cepat. Hal ini juga membantunya keluar dari pikiran-pikiran negatif yang menghantui dirinya akan perpisahan orang tua. Anak juga akan tetap merasa dicintai, diperhatikan dan mendapat dukungan dari kedua orang tuanya sehingga membuatnya lebih percaya dirir dalam menjalani hidup.
2. Beri ruang untuk anak mengekspresikan perasaannya
Beri kesempatan anak untuk mengekspresikan perasaaannya. Apa yang ia rasakan, apa yang ingin ia ungkapkan. Jangan menekannya untuk tetap bungkam dengan menyimpan apa yang ia rasakan.
Bantu juga ia mengekspresikan perasaannya dengan menyalurkan pada hobi atau hal-hal yang ia minati. Dengan begitu, ia akan lebih mudah merilis luka batin yang ia alami.Â
3. Jangan membandingkan
Tidak mudah bagi seorang anak untuk menerima apa yang terjadi pada keluarganya, tak jarang hal ini juga memengaruhinya dalam beberapa hal. Seperti penurunan nilai akademik, menarik diri dari lingkup sosial, kurangnya semangat untuk mengupgrade bakat yang sebelumnya ia miliki.
Jika hal ini terjadi pada anak, jangan sekali-kali membandingkan dirinya dengan orang lain. Apa yang ia lalui adalah hal yang sulit dan perubahan-perubahan tersebut bukanlah kesalahannya. Seorang anak juga membutuhkan waktu untuk dapat mencerna dan menerima apa yang terjadi. Sebaliknya, tetap dukunglah ia untuk melakukan hal-hal yang positif.
4. Berikan pengertian pada anak akan keputusan yang diambil
Bercerai bukan berarti bukan keluarga lagi. Anak tetap;ah anak dan orang tua selamanya akan menjadi orang tua. Meskipun ayah dan bunda mereka telah berpisah, berilah pengertian anak bahwa orang tua tetap akan menyayangi anaknya seperti sedia kala sehingga ia tidak akan merasa kurang kasih sayang.
Berikan pula perhatian pada anak akan keputusan yang kalian ambil. Agar anak tidak bertanya-tanya dan ikut merasa bersalah atas apa yang terjadi di dalam keluarganya.Â
5. Selalu sediakan waktu untuknya
Yang dibutuhkan dan selalu dirindukan seorang anak adalah quality time bersama keluarga. Ia tetap ingin merasakan kehangatan keluarga meski telah tidak serumah lagi. Maka dari itu selalu sediakan waktu bersama untuk anak. Ntah uitu makan bersama, berbelanja ke mall maupun menghabiskan weekend dengan si anak. Untuk lebih mudahnya, jadwalkan waktu dengan si anak.
Parents juga harus menyingkirkan ego jika anak menginginkan kebersamaan ayah ibunya yang mana parents harus bertemu mantan pasangan. Kuncinya ialah tetap saling menghormati di hadapan anak-anak dan berusaha menyempatkan waktu untuknya.
Itulah 5 cara menyembuhkan trauma pada anak pasca perceraian orang tua yang bisa dilakukan. Tetaplah sayangi, perhatikan dan berikan waktu yang cukup seperti kalian masih bersama dulu. Apapun yang terjadi, anak tetaplah seorang anak yang selalu membutuhkan kehadiran orang tuanya. Ada tips lagi dari parents yang punya pengalaman yang sama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H