Mohon tunggu...
Kadek Oktavianiasih
Kadek Oktavianiasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka mengenal hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Panca Sradha sebagai Dasar Kepercayaan Agama Hindu

21 Maret 2023   18:46 Diperbarui: 21 Maret 2023   18:50 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap seseorang pasti memiliki kepercayaan di dalam dirinya atau agamanya masing-masing untuk mendasari atau membatasi diri mereka dalam menjalankan segala sesuatu tindakannya,disini yang akan dibahas khususnya adalah dasar kepercayaan agama Hindu. Agama Hindu sendiri memiliki lima dasar keyakinan,Yang dimana lima dasar keyakinan ini disebut Panca Sradha yang mewarnai aktivitas kehidupan keberagamaan Hindu yang beragam dan berbeda di masing-masing daerah sesuai dengan local genius (kearifan lokal) budaya, tempat Agama Hindu itu berkembang. 

Adapun arti dari Panca Sradha dapat dibagi menjadi dua dirunut dari unsur kata, maka Panca Sradha terdiri dari dua unsur kata, yaitu panca dan sradha. Panca berarti lima dan sradha berarti kepercayaan atau keyakinan. Yang dapat diartikan kata Panca Sradha berarti lima kepercayaan atau keyakinan. Lima kepercayaan atau keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan umat Hindu sebagai landasan hidup di dunia ini. Karena sebagai landasan, maka Panca Sradha merupakan pondasi bagi umat Hindu melaksanakan atau menjalani kehidupannya di dunia ini.

Konsep Panca Sraddha merupakan rancangan atau gagasan yang merupakan ide yang tersusun dalam ajaran agama Hindu. Rancangan yang tersusun ini diyakini umat hingga sangat kuat melekat pada kehidupan umat Hindu. Implementasi dari keyakinan tersebut dipraktekkan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari oleh umat Hindu.

Panca sradha ini terbagi menjadi lima bagian yakni:

1. Widhi tattwa yaitu yakin akan adanya Tuhan(Ida Sang Hyang Widhi Wasa).Maksud dari percaya adanya Widhi tattwa adalah kita harus percaya bahwa adanya maha pencipta atau biasa kita sebut tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang telah memberikan kehidupan pada kita semua. Tuhan adalah sumber dari segala yang ada dan akhir dari segala yang tercipta.

Memiliki keyakinan adanya Tuhan, umat Hindu selalu sembah sujud dan taat dengan ajaran- ajaran suci melalui kitab-kitab suci. Oleh karena itu, umat Hindu memiliki rasa yang bhakti pada kemahakuasaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta ini.  Alam semesta ciptaan Tuhan ini menurut Umat Hindu di Bali disebut Bhuana Agung. Manusia di alam semesta ini merupakan partikel kecil yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Tuhan. Widhi tattwa tidak terlepas dari Tri Pramana dimana Tri pramana memiliki arti secara etimologi Tri Pramana berasal dari kata "Tri" dan "Pramana". Tri artinya Tiga dan Pramana artinya Jalan, atau Cara. Jadi "Tri Pramana" adalah tiga jalan (cara) untuk mengetahui kebenaran Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi). Dengan mengetahui tentang keberadaan Ida Sang Hyang Widhi, maka sradha atau keyakinan seseorang semakin kuat. Dimana Tri Pramana ini memiliki beberapa bagian-bagian:

a.Praktyaksa Pramana adalah  cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan cara melihat langsung melalui Panca Indra.

b.Anumana Pramana adalah cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan cara melihat gejala-gejala atau tanda-tanda, berdasarkan perhitungan analisa yang logis dan sebagainya.

c.Agama Pramana adalah cara mengetahui sesuatu (kebenaran) dengan cara mempercayai sumber-sumber yang pantas dipercaya

2. keyakinan terhadap atma. Keyakinan umat Hindu terhadap atman ini disebut Atma Tattwa. Keyakinan terhadap atman ini dimaksudkan bahwa umat manusia memiliki konsep bahwa makhluk di dunia ini yang menjiwainya adalah atma. Atman yang menjiwai inilah yang menjadikan makhluk dapat dinyatakan hidup. Hidup ini artinya memiliki kedinamisan dalam gerak, berkembang biak serta aktif sesuai hukum Rta yang mengikatnya. Jika makhluk tersebut tidak ada atma yang mejiwainya, maka unsur panca mahabutha yang melekat pada diri makhluk tersebut akan hancur lebur atau disebut mati. Oleh karena itu, atmalah yang memberi kekuatan kehidupan bagi makhluk hidup yang terdiri dari unsur panca mahabutha. Atman sebagai percikan terkecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup di alam semesta atau sarwa prani ini. Atman yang berada di dalam tubuh manusia disebut jiwatman.

3.Karmaphala Tattwa, yaitu keyakinan pada Karmaphala yang merupakan hukum sebab akibat. Pada konsep ini umat Hindu memiliki konsep berpikir bahwa dalam setiap makhluk di dunia ini akan mendapatkan sebab dan akibat dari perbuatan atau tingkah lakunya selama hidup di dunia ini. Hukum sebab akibat ini menjadikan manusia dapat mengontrol dirinya untuk berbuat sesuai aturan atau berbuat berdasarkan dharma. Hingga manusia tidak berani melanggar ajaran dharma atau hidup menyimpang. Bila manusia melanggar dharma ia akan menyadari akibat yang akan diterimanya. Hingga apa yang ia lakukan merupakan sebagai sebab dan akan menerima hasilnya sebagai akibat.

4. Konsep Panca Sradha selanjutnya adalah Punarbawa, yaitu keyakinan pada kelahiran kembali. Pada konsep ini umat Hindu memiliki keyakinan bahwa setelah kematian akan ada kesempatan kelahiran kembali. Kelahiran kembali ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan sebelumnya. Konsep ini ada kaitannya dengan Karmaphala. Karena lahir kembali untuk menerima hasil perbuatan. Inilah sebab akibat yang harus diterima melalui reinkarnasi, yaitu Punarbawa lahir kembali sesuai dengan karma yang telah diperbuat. Inilah yang dimaksudkan ada kaitannya antara konsep Karmaphala dengan Punarbawa. 

Adanya keterkaitan antara konsep karmaphala dengan punarbawa ini menjadikan umat dalam menjalani hidup ada rasa tidak berani berbuat untuk melanggar hukum dan aturan yang tertuang dalam kitab suci. Hingga keyakinan umat akan kaitannya dengan konsep karmaphala dengan punarbawa ini, menjadikan umat selalu berpedoman pada ajaran kitab suci dalam berperilaku. Hingga ada rasa takut untuk melanggar ajaran suci agama. Tertanamnya konsep inilah pada umat menjadikan konsep punarbawa dijadikan landasan di setiap perbuatannya.

5. Konsep Panca Sradha yang terakhir adalah Moksha, yaitu keyakinan akan bersatunya atman dengan Brahman. Konsep ini tentunya didasari oleh adanya pemikiran umat yang menyatakan bahwa betapa lelahnya sang atma harus berulang kali mengalami lahir kembali. Hingga kelahiran yang berulang tersebut tidak memberikan kebahagian yang kekal abadi. Oleh karenanya kemudian. ada harapan umat untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal tersebut, yaitu konsep Moksa yang mengandung pengertian bersatunya sang atma pada Brahman mencapai kehidupan yang kekal abadi. Konsep ini rupanya menjadikan umat Hindu untuk berpacu dalam terus-menerus berbuat atau melakukan berbagai macam cara, agar dapat mendekat pada Hyang Kuasa. Konsep Moksa yang merupakan landasan umat dalam berpacu untuk mencapai kebahagiaan tertinggi sebagai umat manusia dapat menyatu dengan Brahman.

Maka dari itu Panca sradha ini adalah lima keyakinan yang harus dipegang Teguh oleh umat Hindu dalam dia beraktivitas dalam kehidupan dia baik masa kini mendatang dan di masa-masa berikutnya.

Yuliani,ni made.2020.Makna ketipat dalam upacara telung bulan di Denpasar.Bali:Nilacakra

Nama : Kadek Oktavianiasih

Nim : 2214101060

Absen : 3

Prodi : Ilmu Hukum

Rombel : 25

Mengusung gagasan:Apakah dasar keyakinan Agama Hindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun