Mohon tunggu...
I Kadek Evan
I Kadek Evan Mohon Tunggu... Lainnya - jangan diajak ngopi, anaknya pemalu

sport enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Derrick Rose, Simbol Perjuangan

7 Oktober 2020   05:34 Diperbarui: 7 Oktober 2020   10:19 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rose berharap bahwa ia terbebas dari cidera musim ini agar bisa bermain maksimal untuk Cavaliers. Namun nasib berkata lain. Seolah menjadi teman sejati, Rose kembali harus menepi saat musim 2017/2018 baru berjalan satu bulan. 

Cidera engkel kanan dan punggung ia derita selama kurun waktu tersebut. Hal ini membuatnya meninggalkan Cleveland dan menemui keluarganya sekaligus untuk mengevaluasi karirnya sendiri. Banyak yang memprediksi bahwa ini adalah akhir dari kisah Derrick Rose, sang Penerus Michael Jordan dan MVP termuda. Setelah 2 minggu, Rose kembali membuat prediksi tersebut patah karena dirinya memutuskan untuk kembali dan memulihkan cideranya bersama Cavaliers.  

Hal ini membuat para penggemar Rose lega karena masih bisa melihat bintang idolanya berlaga saat sembuh. Tak berselang lama, Rose kembali didera kabar buruk. Ia dikirim ke Utah Jazz dalam transaksi yang melibatkan Sacramento Kings. 

Seolah tak mau menambah beban gaji, Jazz langsung Melepas Derrick Rose. Sekali lagi, ia harus menelan pil pahit dalam karirnya dan diprediksi pensiun. Bak gayung bersambut, Minnesota Timberwolves yang di nahkodai pelatih lama Rose di Bulls, Tim Thibodeau merekrutnya dan bereuni dengan Jimmy Butler. Rose bermain hingga akhir musim.

sbnation.com
sbnation.com
Rose kembali bermain untuk Timberwolves di musim 2018/2019. Di musim ini pula, Rose kembali menemukan performa terbaiknya meski sudah tidak seagresif dahulu. 

Ketika menghadapi Utah Jazz pada Oktober 2018, Rose memperihatkan sebuah penampilan luar biasa yang sudah lama redup akibat cideranya. Rose mencetak 50 poin yang menjadi raihan tertingginya selama berkarir di NBA sekaligus membuktikan bahwa ia belum habis. 

Raihan tersebut juga sebagai wujud balas dendam kepada Jazz yang melepasnya musim lalu. Di akhir pertandingan, penonton dan rekan setimnya bersuka - cita untuk raihannya, namun Rose justru menangis. 

Ya, setelah apa yang ia alami selama kurun waktu 10 tahun terakhir tentu saja membuat ia bahagia karena sekali lagi ia membuktikan bahwa kerja keras dan dukungan orang - orang terdekat telah mampu membentuk dirinya yang sekarang. Rose telah membuktikan bahwa keajaiban itu ada dan nyata pada setiap insan yang pantang menyerah.

Rose adalah simbol perjuangan. Dengan menilik hikayat sejarah karirnya, maka pesan - pesan yang terkandung sangat luar biasa. Ini adalah kisah dari seseorang yang hampir menyerah, ini adalah kisah dari seseorang yang hampir kehilangan harapan, ini adalah kisah dari seseorang yang tak pernah berhenti berjuang. Inilah... Derrick Rose.

Foto: NBa.com, Clutchsports.com, Newyorktimes. com, sbnation.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun