Mohon tunggu...
Kadek Dody
Kadek Dody Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seorang yang Radikal, Sara atau Berpendirian?

11 Desember 2017   19:48 Diperbarui: 11 Desember 2017   19:59 1579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: Instagram @aryaweedarkana)

Dan hal tersebut terbukti dari menjabatnya beliau sekarang sebagai seorang DPD-RI. Dari jabatannya tersebut banyak testimoni atau permasalahan yang dapat dibantunya dan manyarakat sendiri menyampaikan testimoninya melalui media sosial.

(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
Selain itu Arya wedakarna juga memiliki museum Soekarno dan The Soekarno Center. Bahkan hal-hal terkait dengan tongkat komando yang juga digunakannya ketika menghadiri acara-acara hindu. Yang mana tongkat komando tersebut biasanya digunakan oleh militer namun pada era presiden Soekarno, Soekarno menggukan tongkat komando tersebut.

Hinduism

Beliau adalah orang yang sangat kuat kehinduannya. Dalam setiap acara beliau selalu menyampaikan pesan-pesan melalui agama. Selain itu ketika terjadi sesuatu hal yang keliru pada masyarakat mengenai Hindu maka beliau salah satu orang yang turut turun langsung membantu menyelesaikan masalah tersebut. Seperti teguran kepada provider telkomsel yang menggunakan gambar pura sebagai logo dalam tas yang dikeluarkan oleh provider telkomsel. Kemudian dalam foto-foto yang beredar anak kecil non Hindu yang menaiki pura di Lampung yang kemudian menjadipembahasan dalam facebook.

(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
Dari fenomena tersebut beliau juga ikut bersikap untuk membuat publik menjadi lebih kondusif dengan memberikan pemahaman mengenai hal tersebut. Selain itu Arya Wedakarno menggunakan Udeng (ikat kepala khas Hindu Bali) pada saat menjalankan tugas kenegaraan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Nasionalis

Beliau adalah nasionalis juga yang selalu membawa pancasila dalam setiap pidato yang disampaikannya dan menyebut soekarno sebagai tokoh yang penting dalam perjalanan Indonesia.

(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
(sumber: Instagram @aryaweedarkana)
Lalu sekarang pembaca dapat menyimpulkan sendiri. Bagaimana kita bisa menghakimi seorang, bahwa dia sebagai seoarang yang radikal, sara atau berpendirian? Karena dalam satu sikap dan sikap itu berulang menjadi sebuah sifat. 

Bahwa sifat tersebut selalu diikuti oleh alasan dan motivasi yang melatar belakangi. Sedikit gambaran diatas tersebut semoga bisa memberikan penilaian terhadap tokoh-tokoh publik di Indonesia yang terkesan sara atau radikal. Bahwa kita perlu menyadari bagaiman sikap itu bisa muncul berulang dalam keadaan yang berbeda, terlepas dari sikap tersebut bisa diterima atau tidak oleh setiap individu. (KDP/11/12/17)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun