Sudah hampir satu tahun lamanya wabah virus covid-19 ada di indonesia dan tidak tahu pasti kapan berakhirnya pandemi covid-19 membuat munculnya masalah baru di ibu kota jakarta.
Ibu kota jakarta di kenal sebagai daerah yang maju dan bersih tanpa terlihat ada problemaitika dalam masyarakat. keindahan tersebut dapat kita jumpai di sekitar kawasan sudirman-Thamrin.
Namun faktanya banyak sekali masalah sosial yang ada di jakarta saat ini. Pandemi covid-19 memicu banyaknya gelandangan, pengemis,dan manusia silver.
Sebelum terjadi pandemic covid-19 di jakarta, sangat jarang sekali kita bisa menjumpai manusia-manusia silver dijalanan ibu kota.
Pada umumnya manusia silver digunakan sebagai peran dalam pementasan seni dan tempat berfoto bersama di tempat-tempat wisata seperti kota tua.
Namun, keberadaan manusia silver saat ini digunakan sebagai cara untuk mengais rejeki dengan meminta belaskasian dari pengendara yang lewat dijalan raya.
Pandemic covid-19 bahkan turut menjadi pupuk terhadap pertumbuhan manusia silver di jakarta.
Anto misalnya, ia adalah Salah satu manusia silver yang saya temui di lampu merah pasar rumput.
Anto Mengaku sudah tiga bulan lebih menjadi manusia silver. Dalam aksinya ia membawa sebuah ember dijalan raya dengan badan yang telah di cat dari ujung kaki hingga ujung rambutnya sambil menganggukan kepalanya kepada pengguna jalan yang tengah berhenti menunggu lampu merah.
Ia mengangukan kepalanya sebagi simbol komunikasi untuk mendapatkan belas kasian dari pengguna jalan.
"sekitar tiga bulan lebihlah jadi manusia silver, yah gitu kalo kerja badan di cat silver, bawa ember terus menganggukan kepala aja, kalo udah gitu ya ada yang ngasi ada yang nggak tergantung orangnya aja mah" Ujar Anto
Sebelum menjadik manusia silver, Anto berprofesi sebagai sopir angkot jurusan karet-Tanah Abang.
Ia mengaku hasil dari menarik angkot mengalami penurunan drastis hingga ia sempat tidak bisa membayar uang kontrakan.
Ide untuk menjadi manusia silver ia dapatkan dari seorang temannya yang tinggal di menteng pulo.
Dalam sehari Anto bisa membawa uang dari mulai lima puluh ribu rupiah hingga dua ratus ribu rupiah.
"tadinya saya sopir angkot, terus karena sepi saya diajakin temen jadi manusia silver, kemarin waktu masih narik angkot pemasukannya kurang terus ga bisa bayar kontrakan, kalo sekarang bisa dapet lima puluh kadang dua ratus sehari"
Ketidakpastian berakhirnya pandemic covid-19 membuat muncul permasalahan baru di ibu kota, khususnya masalah sosial seperti maraknya manusi silver saat ini.
Penulis : I Kadek Darmawan, Mahasiswa STISIP WIDURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H