Ketika berita tewasnya sang Jayaprana di telinga Layonsari. Dengan diselimuti rasa tidak percaya dan putus asa tanpa berpikir dua kali Layonsari menghunuskan keris tepat di dadanya. Ia merasa tidak ada guna untuk hidup tanpa jayaprana, maka dari itu ia memutuskan untuk pergi menyusul Jayaprana di alam yang berbeda.
Banyak orang mendapat point penting dalam adegan ini, mereka menilai tindakan layonsari ini merupakan suatu bukti dari keagungan cinta. Namun dalam era millenial seperti ini, adegan ini jangan dicontoh ya! Jika terjadi masalah dalam hal cinta, keuangan, pertemanan, sudah menjadi hal yang lumrah dan bunuh diri bukan merupakan pilihan akhir. Berdoa lah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan niscaya semua beban mu akan diringankan
4. Keegoisan dan emosi dapat menghancurkan segalanya!
Seperti yang kita tahu, kisah ini berakhir dengan Raja kehilangan abdinya yang setia. setelah semua yang raja perbuat ia bahkan tidak mendapatkan apapun karena layonsari yang memilih untuk pergi selamanya. Raja menjadi gila dan depresi, ia menyerang setiap penduduk yang ada dikerajaan tersebut. Desa itu seketika hancur lebur hanya karena sifat ketamakan rajanya sendiri. Jadi, belajar lah untuk mengendalikan emosi ya!
5. Selalu ingat, Penyesalan datangnya selalu di akhir!
Setelah menyerang seluruh penduduk di desa kalianget, Para punggawa kerajaan memutuskan untuk membawa dan memasukkan sang Raja kedalam penjara. Raja termenung dan sangat menyesali perbuatannya. Ia telah kehilangan semuanya. Abdi raja yang setia hingga kedudukannya sebagai sang Raja.
Penyesalan memang selalu datang belakangan. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu berpikir panjang sebelum memutuskan suatu tindakan agar tidak menyesal dikemudian hari.
Oleh: Kadek Dewitafara Andinyudina
Mahasiswa D3 Perpustakaan, fakultas Vokasi, Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H