Mohon tunggu...
Kadek Purnami
Kadek Purnami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Purnami

semester 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuningan Day 2021

21 November 2021   14:06 Diperbarui: 21 November 2021   14:39 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KUNINGAN DAY 2021 

            Kuningan adalaha hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap enam bulan sekali. Hari raya kuningan jatuh pada sukra kliwon wuku kuningan. Perayaan antara Galungan Dan Kuningan berjarak 10 hari. Hari raya kuningan pada tahun ini yang bertempatan pada musim hujan para umat beragama Hindu merayakan perayaan ini berlomba-lomba agar tidak turun hujan untuk bersembahyang. Pada hari raya kuningan ini umat Hindu menghaturkan  banten yang dilengkapi dengan nasi kuning, dengan artinya untuk tanda terimakasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesejahtraan dan kemakmuran yang di limpahkan kepada umat beragama Hindu. Pada saat hari penampahan kuningan para lelaki membuat sate dan para perempuan membuat banten atau metanding.

            Perayaan hari raya kuningan para perempuan membuat tamiang untuk di letakkan di penjor maupun sanggah yang ada di rumah tempat umat hindu tinggal. Fungsi dari tamiang ini adalah sebagai penangkal dari hal buruk. Banten pada hari raya kuningan adalah identik dengan banten yang disebut dengan pengiring. Banten pada hari raya kuningan lebih banyak daripada hari raya galungan, yakni pada penggunaan tumpeng pada hari raya kuningan menggunakan dua tumpeng karena banten yang dibuat adalah pengiring dan juga menggunakan sate dua pada setiap tumpeng. Sedangkan pada hari raya galungan hanya menggunakan satu tumpeng saja karena banten yang dibuat adalah ajengan.

            Tumpeng pada umat hindu adalah suatu wujud tetandingan banten dalam upakara yadnya dengan makna dari tumpeng yang berbentuk kerucut yang melambangkan gunung mahameru yang merupakan konsep alam semesta. Banten pengiring pada hari raya kuningan isisnya adalah 2 buah tumpeng dan sate, rake-rake, tebu, bantal tape, sampyan jeet guak, canang.

            Hari raya kuningan memiliki ke unikan yakni hanya setengah hari saja. Mengapa hanya setengah hari ?. Pada Desa Bestala percaya bahwa sembahyang lebih dari jam dua belas siang para leluhur kita sudah mantuk atau pergi ke surga. Karena makna dari hari raya kuningan ini adalah menghaturkan bakti kepada para leluhur atau para pitra. Hari raya galungan dipercaya bahwa arwah leluhur turun ke bumi untuk menemui para keturunannya, dan mereka kemudian kembali ke surge pada hari raya kuningan setelah bertemu dengan keluarganya atau anak-anak dan cucu-cucunya. Oleh karena itu, pada hari raya kuningan dilakukan dengan memberikan persembahan sebagai bekal para leluhur yang kembali ke surga.

            Pada hari raya kunngan tahun ini sangatlah berbeda karena pada pandemi yang diakibatkan oleh virus corona mengakibatkan para umat hindu harus mematuhi protokol kesehatan seperti, memakai masker saat memasuki area pura. Pada perayaan kali ini juga tidak begitu mewah karena ekonomi masyarakat menurun akibat pandemic corona ini. Dan pada perayaan ini juga sangat dingin karena akibat musim hujan.

            Pada hari raya kuningan pastinya umat hindu bangun pagi-pagi sekali, terutapa para ibu rumah tangga yang menyiapkan segala persiapan untuk sembahyang, dan agar sembahyang tidak lewat dari tengah hari.

            Setelah hari raya kuningan umat hindu ada yang pergi untuk berjalan-jalan atau melali ada juga yang beristirahat di rumah, karena lelah mempersiapkan hari kuningan. Setelah hari raya kuningan ini di sebut dengan hari raya umanis kuningan.

Namun pada hari raya kuningan kali ini pastinya umat hindu tidak semua berbondong-bondong ke tempat wisata karena musim hujan yang sudah ada di pagi hari. Apalagi tempat wisata yang paling bagus berada di daerah timur atau bedugul yang memiliki banyak tempat wisata, karena daerah tersebut yang sejuk dan cocok di jadikan tempat wisata dan adanya danau beratan, buyan dan tamblingan.

Pada kemarin tepatnya saat hari raya kuningan yang hujan dan dibarengi dengan angin yang sangat kencang yang mengakibatkan pohon tumbang di desa Rangdu dan Dencarik. Akibat terjadinya peristiwa tersebut mengakibatkan tertupnya jalan dan antrian mobil yang sangan panjan, serta terputusnya lalu lintas.

Pada perayaan kuningan kali ini banyak juga para umat hindu tangkil ke pura-pura yang ada di bali, misalnya pura pulaki, tirta empul. Pura sakti, pura taha lot, pura besakih, pura goa lawah, pura melanting, pura belatung, pura teluk terima, pura bukit kursi, purta kerta kawat, pura puncak manik, pura sakenan, pura andakasa, pura segara, pura luhur batu karu, pura dalem tamblingan, pura puncak mangu dan pura-pura yang lainya yang ada di Bali.

Setelah sembahyang pada perayaan kuningan di rumah biasanya langsung di lungsur bantenya dan bersih-bersih. Jika ada tamu datang kerumah agar tidak kotor. Itulah kuningan pada tahun sekarang ini yang mungkin sangat baru bagi umat Hindu karena pandemi covid-19. S1 Biologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun