Mohon tunggu...
Schrijver Wijdja
Schrijver Wijdja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menambah pengalaman dengan mencoba sebagai penulis pemula dengan berbagai topik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seputar Tari Tradisonal Tari Gambuh

26 Agustus 2023   13:18 Diperbarui: 26 Agustus 2023   13:21 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari Gambuh merupakan kesenian yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Kesenian Gambuh merupakan kesenian yang paling tua di Bali. Masa keemasan/puncak dari Tari Gambuh adalah pada masa Kerajaan Waturenggong. Tari Gambuh menceritakan tentang cerita zaman kerajaan dengan beberapa tokoh patokan yaitu prabu, demang, arya, dan sebagainya. 

Tari Gambuh berasal dari dua kata yaitu; "gamelan" dan "embuh". Arti dari kata "embuh" adalah hilang. Jadi Gambuh adalah gamelan yang hilang, maksudnya Tari Gambuh merupakan tarian yang menggunakan gamelan atau iringan musik yang sederhana seperti seruling, kecek, kendang kerumpung dan sebagainya. Pertunjukan Tari Gambuh lebih menegaskan dialog dan gerak tarian sesuai gending/iringan gamelan.

Keberadaan Tari Gambuh di Desa Adat Anturan, berawal dari leluhur (penglingsir) yang bernama Kumpi Lemek membuat Tari Topeng Detya yang bertujuan untuk menjadi Kelika yang dipakai pada Tari Baris Pendet. Suatu saat ada suatu pawisik/pabaos (bisikan/wahyu) bahwa Topeng Detya ini dipertunjukkan pada Tari Gambuh. Tokoh dalam Tari Gambuh Desa Anturan terdiri dari Panji, Demang-demung, Nak bagus, Punakawan, Detya dan lain sebagainya.

Keunikan dari Tari Gambuh adalah semua penari yang terlibat dalam pementasan tari ini adalah seorang laki-laki. Penari yang menarikan Tari Gambuh minimal melakukan Pewintenan Saraswati (penyesuaian diri secara niskala yang paling sederhana). Jadi, tidak sembarang orang dapat memerankan tokoh dalam Tari Gambuh ini.

Referensi: 

Rupiana, I., N., S., 2021, TOPENG SESUHUNAN DETYA : KAJIAN BENTUK, FUNGSI DALAM TARI GAMBUH DESA ADAT ANTURAN DITINJAU DARI NILAI KESAKRALANNYA.

Sutirtadana, I., P., 2022, Pementasan Tari Tabuh Pada Piodalan Di Pura Desa, Desa Adat Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng (Kajian Komunikasi Budaya Hindu), PRABA VIDYA VOLUME 2 NOMOR 1 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun