8. Umanis Galungan
Terdapat rangkaian setelah Galungan yang disebut Umanis Galungan. Sehari setelah Galungan dimanfaatkan untuk saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi. Ini untuk memulai langkah baru yang lebih baik. Jika misal memiliki masalah sebelumnya, maka saat Umanis Galungan ini digunakan untuk bermaaf-maafan. Di beberapa daerah di Bali, anak-anak akan melakukan tradisi ngelawang pada Umanis Galungan, yang diyakini dapat mengusir segala aura negatif dan mendatangkan aura
positif.
Rangkaian Galungan tidak berhenti sampai di sini. Masih ada rangkaian lain selama satu bulan ke depan. Dilanjut di hari Sabtu, Hari Pemaridan Guru atau juga sebagai bentuk penyembahan dan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam perwujudannya sebagai Sang Hyang Siwa Guru. Hari Minggu dinamakan dengan Ulihan (pulang), yang berarti kembalinya pada dewa-dewi dan juga leluhur ke kahyangan. Rentang 5 hari ada yang namanya Hari Pemacekan Agung, serta Hari Raya Kuningan pada hari ke sepuluhnya. Hingga akhir dari segala rentetan kegiatan perayaan
adalah dengan membakar pejor dan menguburkan abunya di pekarangan rumah masyarakat sebulan sesudah Hari Kuningan.
Memaknai Galungan sebagai kemenangan dharma melawan adharma, tidak harus
melalui situasi peperangan secara fisik. Kemenangan di sini diartikan sebagai
kemenangan melawan semua kekacauan pikiran. Jadi yang perlu dilakukan untuk
memaknai Hari Raya Galungan adalah melawan keegoisan dan sifat buruk dalam diri.
Nama : Kadek Diva Aryanti
NIM : 2111031247
Jurusan : Pendidikan Dasar
Prodi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H