Mohon tunggu...
Kadek ayuastiti
Kadek ayuastiti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Pendidikan Ganesha

Saya merupakan salah satu tenaga pendidik di Universitas Pendidikan Ganesha yang tertarik dengan perkembangan dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Karakter melalui Implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Falsafah Tri Hita Karana

25 November 2024   12:00 Diperbarui: 25 November 2024   12:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter menjadi sangat penting di era globalisasi ini. Berbagai budaya saling mempengaruhi satu sama lain. Keterhubungan tersebut akan memberikan dampak pada perkembangan karakter setiap individu dan saling mempengaruhi satu sama lain. Karakter dapat dibentuk sejak dini baik di dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Pendidikan karakter adalah proses pembentukan nilai, sikap dan perilaku individu melalui pengembangan kualitas moral, etika, dan emosional. Tujuan Pendidikan karakter adalah untuk membentuk individu yang berintegritas, memiliki empati, tanggung jawab, dan kesadaran sosial.  

            Pendidikan karakter dapat dibentuk di sekolah melalui penerapan profil pelajar Pancasila, dimana penerapan profil pelajar Pancasila merupakan upaya yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi individu yang memiliki karakter sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila. Pada kurikulum merdeka, profil pelajar Pancasila menjadi tujuan Pendidikan dimana generasi penerus bangsa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun juga memiliki kepribadian unggul, bermoral dan siap menghadapi tantangan global. Enam elemen profil pelajar pancasil yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3) mandiri, 4) gotong royong, 5) bernalar kritis, 6) kreatif. Keenam elemen profil pelajar Pancasila ini dapat diwujudkan melalui berbagai upaya yang dilakukan di sekolah untuk membentuk karakter siswa yang sesuai dengan dasar negara kita yaitu Pancasila. Upaya yang dilakukan baik berupa integrasi dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan ekstrakurikuler, serta pembiasaan harian.

            Intergrasi profil pelajar Pancasila dalam proses pembelajaran dilakukan mulai dari kegiatan awal proses pembelajaran dengan memulai pembelajaran dengan berdoa, mengaitkan materi dengan nilai-nilai agama, melakukan kolaborasi dan diskusi kelompok untuk mengembangkan sikap gotong royong, melakukan kegiatan praktikum maupun pemberian masalah untuk melatih keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

            Proyek berbasis profil pelajar Pancasila misalnya melalui kegiatan gotong royong, mengadakan proyek daur ulang sampah sehingga menciptakan kepedulian lingkungan.

            Kegiatan ekstrakurikuler dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila seperti melalui pramuka yang membiasakan siswa untuk mandiri dan mampu begotong royong, kesenian melatih kreatifitas siswa, olahraga untuk membentuk sportifitas, karya ilmiah remaja untuk melatih kemandirian, bernalar kritis dan kreatif, Seni music untuk melatih kreativitas siswa.

            Pembiasaan harian adalah langkah efektif untuk menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten, siswa dapat belajar dan menerapkan karakter yang mencerminkan keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila. Berikut adalah contoh pembiasaan harian yang relevan dengan masing-masing dimensi diantaranya dengan memulai hari dengan berdoa, menghormati guru dan teman, bersikap jujur, berprilaku baik, menghargai perbedaan, berbicara yang santun, berbagi dengan teman, mengatasi setiap permasalahan dengan baik, menyiapkan berbagai keperluan sendiri, berdiskusi dan melakukan tanya jawab, menganalisis situasi yang sedang dihadapi, berinovasi, membuang sampah pada tempatnya, peduli lingkungan sekitar.

Berbagai upaya tersebut akan membentuk karakter peserta didik dan akan terbawa dalam kehidupan sehari -- hari mereka. Hal tersebut sejalan dengan falsafat Tri Hita Karana yang mengajarkan kita untuk tetap menjaga hubungan baik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungan sekitar. Tri Hita Karana adalah konsep filosofis dari budaya Bali yang berarti "tiga penyebab kebahagiaan" dan harmoni dalam kehidupan. Konsep ini dapat diterapkan untuk membentuk karakter individu yang seimbang secara spiritual, sosial, dan ekologis. Tri Hita Karana terdiri dari tiga elemen utama Parahyangan yaitu Hubungan yang harmonis dengan Tuhan, Pawongan yakni yang harmonis dengan sesama manusia, serta Palemahan Hubungan yang harmonis dengan alam atau lingkungan. Ketiga elemen ini saling berkaitan dan menjadi dasar pembentukan karakter individu yang berakar pada nilai-nilai luhur. Berikut adalah penjelasan bagaimana Tri Hita Karana membentuk karakter individu. Parahyangan merupakan Implementasi dalam Membentuk Karakter Kedisiplinan Spiritual, Membiasakan doa, meditasi, atau ibadah sebagai bentuk kedekatan dengan Tuhan, Keikhlasan, Mengembangkan karakter yang tulus dalam menjalani kehidupan sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta, Moralitas Tinggi, Mengacu pada nilai-nilai agama untuk berperilaku baik, seperti jujur, adil, dan bertanggung jawab, Rasa Syukur, Membentuk individu yang tidak mudah mengeluh, memiliki pandangan positif, dan bersikap rendah hati. Pawongan merupakan implementasi membentuk karakter Kerja Sama, Membiasakan diri untuk bekerja bersama, membantu orang lain, dan menjadi bagian dari komunitas yang suportif. Empati dan Toleransi, Menghargai perbedaan pendapat, latar belakang, dan budaya untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Keterampilan Sosial, Melatih individu untuk berkomunikasi dengan baik, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan dukungan moral. Gotong Royong, Menanamkan nilai kebersamaan dalam menyelesaikan tugas atau tantangan bersama. Palemahan membentuk karakter Kesadaran Lingkungan, Membentuk individu yang peduli pada kelestarian alam melalui kebiasaan seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghemat energi. Tanggung Jawab Ekologis: Mendorong partisipasi dalam kegiatan penghijauan, konservasi alam, atau pengelolaan sampah, Cinta Alam, Mengembangkan rasa cinta terhadap lingkungan melalui pengalaman langsung, seperti bercocok tanam atau mendaki gunung. Kesederhanaan, Membentuk karakter yang tidak serakah dan menghargai sumber daya alam secara bijak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun