Mohon tunggu...
Muammar Kadafi
Muammar Kadafi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Janganlah Bosan Untuk Berbuat Baik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Idul Fitri di Negeri Ibnu Khaldun

1 September 2012   00:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:04 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_209892" align="alignnone" width="401" caption="Masjid Marrooksyii, Mellassine - Tunisia"][/caption]

Untuk kali pertama saya merasakan suasana Malam takbiran dan Idul Fitri (1 Syawal) yang sangat sepi, yaitu di Negara Tunisia di tanah kelahiran Ibnu Khaldun, seorang pakar sosiolog dan juga ahli filsafat pada abad pertengahan bahkan ada salah satu karyanya yang sangat fenomenal yaitu “Mukaddimah Ibnu Khaldun” yang sudah banyak diterjemahkan kedalam bahasa asing dan menjadi rujukan diberbagai negara, bahkan namanya sudah di abadikan pada salah satu Universitas terkemuka di Indonesia tepatnya di kota Bogor, Universitas Ibnu Khaldun.

Suasana Idul Fitri di Negara Tunisia tidak seramai di Indonesia khususnya ketika malam takbiran, yang membedakannya di Negara Tunisia tidak ada acara takbiran keliling yang sudah menjadi tradisi di Negara Indonesia,di Tunisia jalan-jalan raya nampak sepi bahkan dipusat kota juga demikian, hanya tempat-tempat hiburan yang ramai dikunjungi warga Tunisia.

Suasana malam takbiran sangat sepi bahkan tidak terdengar suara takbir dari pengeras suara yang terdapat di masjid-masjid di Tunisia, mahasiswa Indonesia pada saat itu meramaikan malam takbiran di wisma duta bersama staf-staf KBRI Tunis dan masyarakat Indonesia yang berdomisili di Tunisia. Acara tersebut dimulai setelah shalat maghrib, dipimpin oleh satu orang yang bertakbir dengan pengeras suara kemudian diikuti oleh masyarakat yang hadir, yaa walaupun hanya sebentar tapi saya menikmati suasana tersebut yang berlangsung sangat khusyuk, acara tersebut ditutup dengan doa bersama dan sholat isya berjamaah.

Suara takbir baru terdengar setelah shalat subuh sampai dimulainya shalat Ied yang dimulai pukul 06.00 waktu Tunis, saya yang bertempat tinggal di wilayah Mellassine menghadiri shalat Idul Fitri di Jami’ Al- Marrooksyi yang jaraknya sangat dekat dengan rumah yang saya tempati, masjid ini dibangun pada tahun 838 H/ 1435 M pada zaman khalifah Al-Hafsiy Abu Abdillah.

warga setempat bergegas datang kemasjid supaya tidak kehabisan tempat, sementara para Imam/Khotib dan seluruh jajarannya masih berdiri membentuk satu barisan dengan beberapa jama’ah lainnya untuk bertakbir dan bershalawat diluar masjid sampai tiba waktu yang sudah ditentukan untuk memulai shalat Idul Fitri tersebut.

Dan inilah takbir yang mereka kumandangkan sampai tiba waktu shalat:

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar wa subhanallahi wal hamdulillahi wa laa ilaaha illallahu Allahu akbar Allahu akbar walillahil hamd

Seiring dengan berputarnya jarum jam yang akan menunjukkan pukul 06.00 WT langkah mereka juga semakin dekat dengan pintu masjid dan akhirnya shalat Idul Fitri dimulai tepat pukul 06.00 WT dan yang bertindak selaku Imam dan Khotib adalah Syeikh Abdullah Assa’iidaaniy.

Untuk para mahasiswa Indonesia yang akan meramaikan shalat Ied di wisma nusantara yang akan dimulai pukul 07.30 waktu Tunis, sebagian dari mereka juga sudah melaksanakan shalat Ied di masjid-masjid yang terdekat dari rumah mereka dengan alas an ingin mengetahui apakah ada perbedaan pelaksanaan shalat Ied seperti yang biasa dilaksanakan di Indonesia atau tidak, seperti yang sudah saya ceritakan di atas.

Akhirnya tibalah saat untuk memulai shalat Ied di wisma nusantara, jama’ah shalat Ied terdiri dari sebagian besar mahasiswa Indonesia, local staf, home staf dan juga masyarakat Indonesia yang berdomisili di Tunisia. Shalat Ied di wisma nusantara di pimpin oleh Ust. Ahmad Ridho Rahman, Lc dan yang bertindak selaku Khotib Ust. Syahrul Ramadhan, Lc. Suasana saat itu berlangsung sangat khuyuk dan penuh khidmat dan saya merasa seperti berada ditanah air karna seluruh warga Negara Indonesia berkumpul bersama guna melaksanakan shalat Ied berjama’ah.

Setelah shalat Ied selesai kemudian disusul dengan khutbah Idul Fitri, acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman dan saling memaafkan kemudian di lanjutkan dengan makan bersama yang pastinya dengan menu masakan khas Indonesia.

Itulah cerita singkat seputar suasana malam takbiran dan shalat Idul Fitri di Negeri Ibnu Khaldun. Semoga perjalanan kita dibulan Ramadhan menjadi benteng untuk memperkuat keimanan dan tetap istiqomah untuk berbuat kebaikan antar sesama.

[Tunisia/MKd]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun