Mohon tunggu...
Kacong Tarbuka
Kacong Tarbuka Mohon Tunggu... Media -

Hidup di tengah masyarakat agamis-kontekstualis membuat saya harus banyak belajar pada realitas. Terlalu banyak orang yang gampang mengkafirkan sesama, dan jarang orang yang bisa mengakui kesalahan, khususnya dalam perjalanan beragama. Mencari ketenangan dengan menulis, berkarya, serta mengangkat ketimpangan sosial menjadi bermartabat. Salam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembuatan Vaksin itu Proyek Bisnis; Telusur, Usai Pemalsuan Vaksin di Tangerang

25 Juni 2016   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2016   11:30 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut Nidom sendiri, kalau pernyataan WHO tidak sesuai dengan data di lapangan, maka bisa saja dituntut sesuai dengan undang-undang akademis, karena sudah meresahkan masyarakat. Kesiapan ia beserta timnya membuat vaksin virus zika, jika memang diberikan kepercayaan penuh pemerintah. 

Pemerintah harus belajar menghargai peneliti yang muncul dari negeri sendiri, bukan malah disingkirkan. Mengenai vaksin tersebut, ia beserta timnya akan membuat vaksin dalam waktu 6 bulan. Lebih singkat dibandingkan jangka waktu yang dibutuhkan World Health Organization (WHO) untuk membuat vaksin tersebut. Sementara WHO mencatatkan satu tahun untuk membuat vaksin tersebut. Bukti konkrit, bahwa virus zika beserta vaksinnya hanya orientasi bisnis, saat ini, isu virus zika sudah menghilang tanpa jejak. Bisa saja, itu disebabkan, komentar tegas yang diutarakan oleh Prof Nidhom sendiri.

Untuk itu, masyarakat sebagai konsumen harus cerdas dalam menyelesaikan suatu masalah. Jangan hanya terpaku pada sisi yang tampak saja, cobalah pecehkan dalam perspektif yang berbeda. Selain itu, penulis menyayangkan kasus pemalsuan vaksin yang terjadi di Tangerang. Sebab, dampak dari vaksin tersebut jauh lebih berbahaya dari kaum pedhofilia dan hiper sex yang hanya berdampak pada dua orang atau lebih. Namun, terkait dengan vaksin satu tetes bisa berbahaya buat sejuta umat. *) ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun