Mohon tunggu...
Masim Vavai Sugianto
Masim Vavai Sugianto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Masim "Vavai" Sugianto, proud openSUSE community member, IT professional meski kadang-kadang saja bisa prof dan lebih sering nggak. Tinggal di Bekasi, Bekerja di Jakarta. Minat pada Linux dan dunia Open Source, Membaca, Hiking dan Avonturir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

25% Pekerja Seks yang Salah Logika?

2 Desember 2009   08:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:06 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang menjelang sore ini saya sempat kaget juga membaca tulisan di Kompas : "25 Persen Pelajar di Sukabumi Jadi Wanita Pekerja Seks". Sebelum membaca beritanya, logika saya langsung bermain-main. Andaikan ada 1 juta pelajar di Sukabumi, berarti ada 250 ribu wanita pekerja seks disana. Luar biasa. Apakah ini hanya sampling atau memang diambil dari data empiris. Membaca berita lebih jauh, dijelaskan sebagai berikut :

"SUKABUMI, KOMPAS.com — Sekitar 25 persen dari 239 wanita pekerja seks (WPS) langsung di Kota Sukabumi, Jawa Barat, berasal dari kaum pelajar yang disebabkan oleh keinginan hidup mewah. "Dulu, penyebab para pelajar menjadi WPS lantaran faktor ekonomi. Namun, saat ini mulai bergeser menjadi gaya hidup mewah," kata Koordiantor Lapangan Gerakan Narkoba dan AIDS (GPNA) Kota Sukabumi Den Huri di Sukabumi, Rabu (2/12).

Jika saya tidak salah menangkap, isi berita Kompas justru menyatakan bahwa 25% dari Wanita Pekerja Seks adalah pelajar, yang tentunya jauh berbeda dengan judul artikel yang cukup seram " 25 Persen Pelajar di Sukabumi Jadi Wanita Pekerja Seks". Jadi yang dimaksud artikel itu mungkin bukan 25% dari pelajar adalah pekerja seks melainkan 25% dari pekerja seks adalah pelajar. Meski kelihatan kecil, kesalahan logika seperti ini bisa merugikan karena ada perbedaan yang sangat besar antara judul dengan isi berita. Diluar kesalahan logika, fenomena pelajar menjadi WPS ini memang cukup memprihatinkan meski saya pribadi terus terang ragu mengenai generalisasi dan angka-angka yang disampaikan. Mudah-mudahan angka itu memang sekedar pembanding, bukan data yang nyata, apalagi jika ternyata kenyataannya jauh lebih besar...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun