Selasa siang kemarin, ketika saya dinas lapangan saya mampir dirumah salah satu dampingan di daerah Kramat Kwitang. Rumah dampingan yang ada dalam gang sempit itu, semakin terasa sesak dengan banyaknya barang-barang yang ditaruh di luar rumah. Saya memilih duduk di muka rumah bersama dengan penghuninya dan dengan tetangga yang lain.
Tiba-tiba ada orang-orang berlarian sambil teriak ada kebakaran. Saya pikir kebakaran itu dekat rumah dampingan kami. Sempat panik dan kaget namun ternyata lokasi kebakaran itu ada di jalan kramat II, tidak jauh dari lokasi saya berada.
Beberapa tetangga segera pergi dan mengatakan ingin melihat kebakaran tersebut. Selang beberapa saat kemudian mereka balik lagi dan bercerita ada beberapa rumah yang terbakar. Sudah ada tugas pemadam kebakaran yang datang. Salah satu tetangga bertanya, “loe gak bantu siram?”. Dan ini jawaban yang cukup menyedihkan hati saya. “biarin aja, itu kan itu wilayah ahok (etnis tionghoa)” ujarnya sambil berlalu.
Seperti petir menyambar di siang hari bolong. Saya tertegun dengan kalimat itu. Ingin bertanya kepadanya, memang kenapa kalau itu wilayah Ahok. Tapi saya urungkan niat itu. Dampingan saya yang tahu bahwa saya juga orang keturunan tionghoa hanya tersenyum kecut dan berkata ‘ada-ada saja loe”.
Sejujurnya, dalam hati ini, saya tidak menerima pernyataan itu. Mengapa ada orang yang kalau ingin menolong orang lain harus pilih-pilih? Kalau dia tidak seagama dengan saya, kalau dia tidak sesuku sama saya, kalau dia tidak sepaham dengan saya, maka tidak akan saya tolong. Bisa hancur bangsa ini kalau pemahaman seperti ini berkembang dalam masyarakat.
Mengapa saya katakan bisa hancur? Coba saja kalau pemahaman ini diajarkan kepada anak cucunya, tetangganya, teman mainnya, bukankah bibit kehancuran ini akan berbuah pada saatnya nanti. Fiuhh…. Mengapa ada saja orang-orang yang seperti ini. Semoga saja di kompasiana ini tidak ada manusia yang menolong orang harus melihat status suku, agama atau rasnya dahulu. Jika masih ada, segeralah bertobat.
Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H