Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Bersama dengan Waktu

11 Januari 2012   08:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah sudah berapa banyak jumlah manusia yang hidup menetap di bumi sepanjang zaman sampai hari ini. Kalau hitung secara perkiraan, mungkin saja sudah puluhan milyar penduduk bumi pernah ada di planet bumi ini. Kalau tidak ada yang namanya kematian mungkin sudah tidak ada tempat lagi buat manusia untuk tinggal di bumi.

Sepanjang zaman, manusia datang dan pergi silih berganti seperti siklus yang berputar tiada henti. Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Zaman berlalu, peraturan bisa berubah dan teknologi yang semakin maju menandakan perubahan zaman. Namun ada satu yang tidak pernah berlalu dan berubah. Yang satu itu memiliki nama WAKTU.

Ya.. waktu. Zaman dulu manusia tahu tentang waktu hanya dari satu sumber: Matahari. Petunjuknya berdasarkan letak bayangan yang jatuh. Terang waktu kerja, gelap waktu tidur. Pada tahun 1200-an, jam mekanik pertama dibuat, dengan sebuah bel sebagai petunjuk waktu. Tahun 1300-an ditambahkan angka dan jarumnya hingga kita mengenal istilah detik, menit dan jam.

Yang unik dari waktu adalah Tuhan memberi setiap orang limit waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Dengan limit waktu yang sama, manusia diberi kesempatan untuk berkarya bagi kehidupan. Dulu manusia bekerja hanya di siang hari namun ketika Thomas Alfa Edison menemukan lampu, jam kerja menjadi makin malam dan bahkan sampai tidak tidur. Kerja terus dikejar deadline. Manusia terjebak dengan waktu yang menghabiskan seluruh energi tanpa istirahat yang cukup

Waktu adalah sumber daya unik, yang tidak mungkin dikumpulkan, juga tidak dapat dihentikan dan dijalankan sesuka hati. Waktu tidak dapat diganti atau dikejar. Waktu terus berdetak dan kita tahu enam puluh detik dalam setiap menit sangatlah berharga. Sehingga ada semboyan waktu adalah uang

Waktu mempunyai kronologis. Urutan kejadian yang disusun berdasarkan waktu: dulu, sekarang dan nanti. Sekarang akan menjadi dulu, nanti akan menjadi sekarang. Begitu seterusnya dan tidak pernah berhenti.

Menyadari bahwa waktu yang terus berjalan tanpa pernah berhenti dan juga hidup manusia yang singkat, ada pesan dari seorang pengajar bernama Paulus untuk mempergunakan waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Kenapa jahat? Karena waktu tidak mempunyai perasaan. Dia memakan habis hidup manusia yang berada di dalamnya. Begitu waktunya tiba, tidak ada ampun bagi siapapun dia. Tak ada yang bisa melakukan apapun, seluruh aktifitas terpaksa berhenti. Hidup manusia dari debu pasti kembali menjadi debu.

Jadi dalam ‘cengkraman’ waktu yang sementara ini, apa yang kita kejar? Popularitas, materi, kehormatan atau yang lain? Ah… harapan saya semoga saja kita mengejar yang benar karena hidup kita seperti rumput yang ada dan sebentar hilang. Meninggalkan semua yang kita kejar.

Semoga bermanfaat

Salam dari Lantai 16 di salah satu gedung kantor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun