Menggambarkan sosok ibu bagi setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang menganggap ibunya sebagai pahlawan dalam hidupnya, ada yang menilai ibunya sebagai sahabat sejati, ada juga sebagai manager terbaik karena bisa mengelola waktu dengan baik, ada yang menilai ibunya sebagai pribadi yang lembut hati dan teman curhat yang tidak ada bandingannya. Segala macam penilaian bisa keluar untuk menggambarkan sosok ibunya masing-masing.
Begitu juga dengan diri saya. Bagi saya ibu itu hanya ada satu dalam diri saya. Ibu yang telah memberikan hati dan segala rasa untuk membentuk diri. Koki terbaik dengan aneka masakannya yang selalu kurindu setiap waktu tanpa pernah ada rasa bosan. Pribadi ini merasa  sungguh bahagia jalinan hidup bersama Ibu. Mendengarkan bicara anaknya dari kecil sampai dewasa ini tanpa ada rasa jemu untuk mendengar. Meski sudah berumah tangga, ibu tetap mau melayani anaknya. Kemarin dia menyiapkan satu toples sambal udang kering hasil masakannya sendiri yang menjadi kegemaranku. Ya itulah ibuku yang tahun ini berusia 56 tahun. Dia masih memperhatikanku.
Berderet kata dibawah ini merupakan ucapan terima kasihku kepada ibu yang selalu menjadi kekuatan dan deru nafasku ketika aku sesak dan tertindih beban berat. Sebagian besar untaian kata ini ada di puisi saya sebelumnya
Ibu,
Terima kasih untuk rahimmu
9 bulan lebih aku hidup disana
Ada rasa aman, rasa nyaman dan tenang
Aku tidak takut akan situasi apapun
Ibu,
Terima kasih untuk cintamu
Ketika Aku lahir ke dunia
Engkau menyambut aku dengan sukacita
Dekapanmu menandakan aku adalah kebanggaanmu
Ibu,
Terima kasih untuk pengorbananmu
Teringat  janjimu untuk membesarkanku dengan segala upaya,
’tuk menjadikan ku orang yang berguna..
Ibu,
Terima kasih untuk waktumu
Ketika aku masih kecil dan menangis
Engkau yang selalu aku cari
Karena Aku tahu Engkau akan menenangkanku..
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di sampingku..
Ibu,
Terima kasih untuk ajaranmu
Engkau menegurku ketika aku salah,
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku sedih,
Ibu,
Kini aku telah dewasa,
Berusaha mengejar dan meraih cita-cita,
Berharap kan menjadi orang yang berguna,
Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga..
Terima kasih Ibu,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa,
Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa…
NB: Besok adalah hari ibu dan saat ini aku memiliki 2 ibu. Ibu kandung dan ibu dari istriku. Ibu Mertua telah menyiapkan onde-onde yang biasanya tersaji untuk anak-anak. Untuk hal ini telah saya bahas setahu lalu disini. Pada akhirnya selamat hari ibu untuk para ibu di Indonesia. Kalian adalah pejuang sejati untuk kehidupan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H