Mohon tunggu...
Rudi Mulia
Rudi Mulia Mohon Tunggu... Konsultan - Konselor

salah satu Co-founder Komunitas Love Borneo yang mendirikan rumah baca di pedalaman Kalimantan Barat. saat ini sudah ada 16 rumah baca dan akan terus bertambah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengendalikan Sifat Seksual

26 Oktober 2011   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:29 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman sekarang ini begitu banyak kita mendengar tentang seks, bahkan terlalu banyak dibicarakan sehingga kita entah sebagai orangtua maupun orang dewasa lainnya kadang merasa risi. Masalah-masalah dan topik-topik hangat mengenai seks telah banyak dibicarakan, diterangkan dan dipublikasikan dalam banyak bentuk entah oleh media massa, media eletronik, media sosial dan media lainnya.

Namun yang menarik, tema tentang seks walau terkadang dianggap merisihkan ini, selalu diminati dan dicari dari berbagai kalangan. Miskin-kaya, buruh-direktur, tua-muda, laki-laki-perempuan. Tema ini selalu menjadi pokok pembicaraan yang tidak ada habis-habisnya untuk dibicarakan, diteliti, dijadikan humor dan sebagainya. Termasuk dikompasiana ada begitu banyak penulis yang mengangkat tema ini.

Yang perlu diingat, semakin majunya pendidikan dan semakin majunya teknologi saat ini menjadi suatu tantangan untuk menempatkan seks dalam perspektif yang sebenarnya. Tuhan berprakarsa agar kita menjadi mahkluk seksual dan karena itu kita patut memberi waktu dan tenaga kita untuk memahami parameter dan cara penggunaan seks yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Yang menjadi masalahnya adalah banyak orang yang memisahkan koridor tersebut dengan hidup sebebas-bebasnya sehingga seks disalahgunakan atau norma etika seks dikebiri untuk menghadirkan kenikmatan semu. Contohnya, kita mungkin bisa bertindak tanpa mau bertanggung jawab, dan lebih gawat lagi menyalahkan dorongan dari luar (medianya, manusianya, roh jahatnya, dan sebagainya) atau terus-menerus memandang rendah diri kita sendiri untuk apa yang kita anggap sebagai pikiran cabul, tindakan yang cabul dan perasaan yang cabul.

Sebagai mahkluk seksual kita harus mengerti bahwa kita diciptakan sebagai mahkluk seksual yang responsif yang memberikan kita petunjuk bagaimana menanggulangi masalah seks dalam diri kita dan juga memberikan hak untuk memilih bagaimana kita akan memperlakukan seksualitas kita. Sekalipun respons seksual itu hanya merupakan sebuah fungsi tubuh yang alamiah, namun kesiapan mental seseorang dapat menyebabkan hal itu menjadi sesuatu yang rumit. Oleh karena itu, kita harus (dan kita dapat) hidup dengan mengendalikan sifat seksual kita dengan penuh tanggung jawab. Karena pada saatnya nanti manusia juga akan dituntut pertanggungjawabannya dalam menggunakan hak seksualnya.

Seks merupakan bagian yang wajar dari kehidupan. Prinsip yang harus dipegang adalah seks harus digunakan sesuai dengan kerangka keseluruhan hidup kita, tidak menarik perhatian dengan melarangnya dan juga tidak sebagai sesuatu yang tabu untuk diungkapkan. Bagi sebagian orang mungkin seks bisa dianggap penting, tetapi juga bisa dianggap tidak penting. Itu tergantung dari penilaian masing-masing orang dengan melihat situasi dan kondisi yang ada.

Ini bukanlah tulisan jorok. Jorok itu kalau pub gak cebok (hehe....) Ini hanya tulisan untuk memperluas pengetahuan karena masalah seks sangat relevan dari masa kanak-kanak, remaja, pemuda sampai kakek-nenek.

salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun