Gelombang Masa Aksi Dimana-mana: Apakah Kekuasaan Mulai Ketar-ketir?
Hallo kawan-kawan, kembali lagi dengan saya. Seorang penulis dari desa yang ingin menulis tentang keresahan yang saat ini tengah tidak baik-baik saja. Ya, kita tahu semua bahwa belakangan ini tengah muncul wacana penundaan pemilu 2024 dan tentunya jika wacana ini benar-benar terjadi otomatis presiden akan ada penambahan menjadi tiga periode.Â
Kita simpan dulu soal isu wacana ini sobat literasi. Mari kita merenung dan menganalisa momentum yang terjadi belakangan ini. Sehingga membuat para mahasiswa resah dan akhirnya turun ke jalan menyampaikan aspirasinya.
Berawal dari mulai langkahnya migor (minyak goreng) yang kata pemerintah ada mafia yang memainkan tapi kenyataanya dari birokrasi tidak bisa mengungkap dalang dari langkahnya minyak goreng ini. Ada sisi kejanggalan yang ada, ketika pemerintah menaikan harga minyak goreng, stok migor melimpah. Apa jangan-jangan yang disebutkan mafia tadi adalah dari pemerintah sendiri?
Diselah migor harganya tinggi kini rakyat dicekik dengan naiknya juga bbm jenis pertamax, saya tentu bingung menjadi warga negara, logika yang diperankan sangat tidak rasional tatkala mendekati bulan ramadhan bagi umat Islam. Mengapa? Ketika harga bbm jenis pertamax ini naik yang bahkan kenaikannya cukup tinngi ada PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang juga ikut naik.Â
Ibarat pepatah "sudah jatuh tertimpah tangga" mungkin ini yang di rasakan rakyat Indonesia. Lantas, apakah pemerintah tidak memberikan solusi, tentu ada. Baru-baru ini presiden Jokowi memberikan bantuan langsung tunai senilai Rp. 300.000. pertanyaannya apakah bisa tepat sasaran dan memuaskan rakyat kita?
Dari keresahan-keresahan di atas akhirnya mahasiswa selaku penyalur lidah rakyat membuat gerakan dimana-mana dengan mayoritas tritura (Penolakan wacana penundaan pemilu 2024, Purunkan harga minyak goreng dan Turunkan harga bbm). Tapi ada satu yang aneh ketika para mahasiswa di ibukota ataupun di daerah-daerah, tidak ada media tv yang besar dan konsisten untuk memberitakan aksi mahasiswa ini.Â
Apa mungkin kini media tv sudah di belenggu kekuasaan, apa ini bentuk ketar-ketirnya kekuasaan melihat fenomena gerakan aksi turun kejalan dari mahasiswa. Ingat wahai pemangku kebijakan tertinggi negara atau oligarkis yang bersembunyi diselangkangan kekuasaan hari ini.Â
Dalam berkuasa pasti ada batasan, selanggeng-langgengnya masa orde baru berkuasa ia akan runtuh pada saatnya. Ibarat era saat ini, media mudah di akses semua khalayak, ketika stratakmu memegang media tv supaya tidak di ketahui emak-emak di rumah. Tetapi ada media-media lain yang saya yakin masih bebas dan konsisten menyuarakan kebenaran.
Ketika kau merasa ketar-ketir akibat gerakan aksi dari mahasiswa ini, itu adalah bentuk teguran dan peringatan, apa lagi kalau isu tiga periode ini memang benar adanya, penguasa hari ini akan menciptakan sejarah. Akan ada gelombang aksi yang lebih besar dan tentunya memakan korban.Â