Mohon tunggu...
Dani Febri
Dani Febri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah mahasiswa aktif Institut Teknologi dan Bisnis Widya Gama Lumajang

Yakinkan dengan iman Usahakan dengan ilmu Sampaikan dengan amal

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tentang Ikhtiar dan Bersyukur

17 November 2021   01:37 Diperbarui: 17 November 2021   02:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/3a9DWQo

 

Oleh : Dani Febri

 

 

 

Tentang Ikhtiar dan Bersyukur


Hidup di jaman Society 5.0 seperti yang dikatakan Japan, memang dunia terasa serba termudahkan. Ujar beberapa kawan seperjuangan. Tapi bagi diriku, dalam era ini manusia bisa kehilangan kodrat sebagai manusia itu sendiri. Mengapa? Di jaman sekarang banyak sekali manusia yang ingin hidup enak serba liberal, semua berlomba-lomba ingin menjadi kapitalis yang sosialis. Akan tetapi melupakan ikhtiarnya untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Fenomena ini terjadi karena serba mudahnya jaman sekarang tidak dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya atau lebih terkontaminasi senyawa kemalas-malasan.

Lumrah terjadi tapi harus segera diperbaiki. Begitupula kita dalam menyusun masa depan adalah apa saja yang sudah dilakukan kita per hari ini. Spekulatif manusia memang berbeda-beda. Ada yang mengasah potensi dalam dirinya dengan giat belajar dalam pelajaran perkuliahan tapi melupakan proses kepemimpinan yang di bentuk di luar tembok besar kampus. Apakah salah? Tidak, hal itu adalah golongan mereka dalam berikhtiar demi kehidupan yang lebih baik di kedepannya. Ada juga yang biasa-biasa saja dalam giat belajar dikampus, tetapi merekan berhasil menjebol dinding-dinding kampus untuk bersurvival mencari pengalaman-pengalaman atau belajar untuk lebih siap menghadapi kehidupan. Golongan ini tidak salah, cara mereka bagi saya adalah cara yang efektif dilakukan. Dari mereka berani bersurvival, menjebol dinding-dinding kampus untuk lebih bergerak di luar (bersosial) menjadikan mereka lebih siap untuk menhadapi dunia kedepannya.

Begitupula para intelektual yang sedang dilanda romantisme, mereka-mereka ini harus panda berikhtiar yang pertama menjaga keharmonisan hubungan dengan sang kekasih, juga merawat otak dengan memperbanyak literasi untuk menjadi argumentasi yang ngenak dihati. Manajemen cinta harus benar-benar dilakukan. Jika tidak ? kemungkinan terburuk adalah terdegradasinya atau mengerutnya otak akibat kurangnya asupan yang bernilai.

Ketika ikhtiar sudah dilakukan saya yakin semua akan mendapat hasil yang setara dengan apa yang diinginkannya. Bersyukur dalam setiap momen adalah cara terbaik untuk kita berterimakasih kepada Tuhan kita masing-masing. Memang manusia dibekali rasa ketidak puasan yang terus menerus datang. Maka alangkah baiknya kita harus mengilfiltrasi hawa nafsu yang baik. Ibadah sesuai agama kita masing-masing juga cara yang elegan untuk lebih meningkatkan rasa syukur kita. Karena apa, hal indah yang kita dapat hari ini bisa jadi buruk untuk hari esok. Kalau kata band folk dari pulau dewata “indah itu tak selalu ada, senang itu sementara” NOSSETRES. Artinya apa, dalam setiap kesempatan kita dituntut untuk tidak berlebihan. Sesuatu yang berlebihan adalah proses menuju jurang kesedihan.

Dari saya pribadi, ikhtiar dan bersyukur adalah dua variabel yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling berhubungan dan riang berdampingan. Analoginya bisa saya gambarkan bahwa ikhtiar dan bersyukur adalah pasangan yang harmonis. Diantaranya saling melengkapi, saling menyempurnakan, dan saling berjalan berdampingan. Jika dari proses untuk berikhtiar kita kurang pasti rasa syukur kita juga kurang. Begitupula dalam hubungan percintaan, jika salah satu yang merasakan berjuang pasti tidak ada rasa bahagia yang di dapatkan. Akan tetapi jika keduanya saling berusaha maka titik pernikahan akan menantikan mereka berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun