Mohon tunggu...
Kabyantoro
Kabyantoro Mohon Tunggu... Guru - Mengeja kata

Hanya seorang pengabdi pada kemerdekaan murid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

3.1.a.9. Koneksi Antar Materi

9 September 2021   22:31 Diperbarui: 10 September 2021   08:56 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3.1.a.9. Koneksi Antarmateri

Sistem Among dalam Pendidikan

 "ING NGARSA SUNG TULADA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI"- (FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA )

Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam rangka memajukan segenap potensi yang dimiliki murid. Kelancaran proses KBM tentunya didukung oleh kehadiran guru. Guru merupakan pemimpin pembelajaran yang menjadi penggerak bagi muridnya agar kegiatan bisa terlaksana secara maksimal. Sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya guru harus melaksanakan langkah pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Selama proses pembelajaran, tentunya ada berbagai permasalahan yang timbul. Keputusan guru sebagai pemimpin pembelajaran bisa menentukan arah dalam upaya mewujudkan kesejahteraan psikologis (psychology well-being).

Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan sistem among yaitu berdasarkan pada prinsip asah, asih asuh. Di samping itu, pendidikan juga memiliki dua poin penting yaitu kodrat alam dan kodrat zaman (kemerdekaan anak). Beliau menyampaikan bahwa pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Di dalam melaksanakan pembelajaran seorang pemimpin (guru) harus menerapkan sistem among (menuntun) agar mampu mendorong tumbuh kembangnya potensi siswa.

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

A. Guru sebagai Pemimpin Pembelajaran 

Adapun pratap triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang diusung oleh KHD antara lain :

  • Ing ngarsa sung tuladha , maknanya adalah, seorang guru menjadi teladan bagi muridnya.
  • Ing madya mangun karsa, maknanya, seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan muridnya.
  • Tut wuri handayani, yaitu peran guru sebagai motor penggerak yang memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

merdeka-belajar-613abbfe06310e5015257593.jpg
merdeka-belajar-613abbfe06310e5015257593.jpg
Kaitannya dengan pengambilan keputusan, seorang pemimpin (guru) harus mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat, arif, bijaksana, dan berpihak kepada siswanya. Seorang pemimpin (guru) harus mampu menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya (siswa), seorang pemimpin (guru) harus mampu membangun semangat orang-orang yang dipimpinnya (siswa), dan seorang pemimpin (guru) harus mampu memberikan motivasi kepada orang-orang yang dipimpinnya (siswa) untuk dapat mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.

Dalam menjalankan peran sebagai guru, ada kalanya guru dihadapkan dalam situasi yang mengandung dilema etika dan bujukan moral. Dilema etika merupakan sebuah situasi dilematis yang terjadi Ketika seseorang harus memilih antar dua pilihan. Di mana kedua pilihan benar secara moral, tetapi bertentangan. Bujukan moral adalah sebuah situasi ketika pendidik harus memilih keputusan benar atau salah.

Di sinilah peranan guru sebagai pengambil keputusan yang memandirikan, berpihak pada murid, kolaboratif serta reflektif. Ketepatan dalam pengambilan keputusan dalam melancarkan arah dan tujuan pembelajaran serta menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

B. Nilai - Nilai yang mempengaruhi pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan akan ada dua hal yang kita temukan yaitu bujukan moral dan dilema etika. Nah apakah perbedaan keduanya itu?

  • Bujukan moral atau benar vs salah adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan.
  • Dilema etika atau benar vs benar adalah sebuah situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun bertentangan dalam mengambil sebuah keputusan.

Dari pengalaman kita bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini.

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada tiga prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut yaitu.

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

  • Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan
  • Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
  • Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini.
  • Pengujian Benar atau Salah
  • Uji legal- Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?
  • Uji regulasi- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?
  • Uji intuisi- Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
  • Uji Halaman Depan Koran- Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus tersebut bukan kasus dilema etika, namun bujukan moral.
  • Uji Panutan/Idola- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
  • Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
  • Prinsip Pengambilan Keputusan
  • Investigasi Opsi Trilemma
  • Buat Keputusan
  • Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Untuk membuat keputusan yang mengutamakan kepentingan murid, diperlukan kesamaan visi, budaya, serta nilai-nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi. Keterampilan coaching dengan model TIRTA akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya, mampu melihat paradigma pengambilan keputusan serta berbagai sudut pandang sehingga mengambil keputusan yang tepat.

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfulness) agar bisa memprediksi efek dari keputusan yang diambil.

C. Pengambilan Keputusan yang berdampak

Pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan keputusan yang diambil telah mempertimbangkan beberapa aspek dan mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta telah melakukan pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, Uji halaman depan, Uji panutan). Ketika seorang pendidik telah melaksanakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, maka niscaya keputusan yang diambil akan tetap menciptakan lingkungan yang positif dengan tetap melakukan refleksi terhadap keputusan yang diambil.

D. Kendala dalam Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil keputusan yang berdampak positif bagi lingkungan tentunya terdapat berbagai kesulitan yang terjadi dilapangan. Didalam satuan pendidikan sering terjadi saat dalam mengambil keputusan  menghadapi kendala dilema etika. Sebagai contoh,  menghadapi masalah yang berkaitan dengan seorang murid. Dimasa pendemi ini, Ia tidak pernah mengumpulkan tugas selama pembelajaran kerena membantu merawat Ibu yang sedang sakit sementara Ayahnya sedang merantau di luar negeri. Ketika hendak pembagian raport tengah semester, nilai tugas anak tidak ada sehingga rata-rata nilainya menjadi sangat rendah. Sebagai pendidik, tentunya akan mengalami sebuah dilema. Dimana, di satu sisi harus tetap jujur dalam memberikan nilai, namun disisi lain memiliki rasa kasihan terhadap anak tersebut yang tidak mengerjakan tugasnya kerena merawat Ibunya. Keputusan yang diambil adalah tetap memberikan kesempatan kepada anak tersebut dengan meringankan tugas yang akan dikerjakannya. Disatu sisi, keputusan yang diambil mengalami kendala dari rekan sejawat yang kurang setuju dengan keputusan tersebut karena tidak berkeadilan dengan murid yang lainnya. Akhirnya setelah dijelaskan kondisi sebenarnya, rekan sejawat dapat menerima keputusan yang diambil tersebut.

Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid. Keputusan tersebut tentunya dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Tentunya Ia akan tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan pendidikan nya sehingga Ia dapat memperoleh pendidikan yang layak demi masa depannya.

Setiap kebijakan atau keputusan yang diambil oleh pendidik sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya. Jika seorang pendidik mengambil keputusan yang kurang arif dan bijaksana terhadap dilema yang dihadapi dengan peserta didiknya, maka hal ini akan berdampak kepada hal -- hal yang kurang baik bagi murid tersebut.

E. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi terhadap hal -- hal yang berkaitan dengan murid khususnya terhadap pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Trilokanya. Nilai -- nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik juga mempengaruhi keputusan yang akan diambilnya serta pengambilan keputusan yang tepat dapat berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil seorang guru, mempengaruhi pengajaran yang memerdekakan murid sehingga dapat membentuk karakter murid serta mempengaruhi kehidupannya di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun