Pancang yang kita abaikan arahnya
langit yang coba kita kikis segala tiangnnya
waktu yang berbicara dengan logika setelahnya
dan nasib yang menari dengan segala keangkuhannya
Menjelajahlah...
Berbahagialah..
Segera..
***
ANGIN SUBUH
Angin di subuh itu udaranya masuk keanganmu
Berubah menjadi pecahan kecil paruh waktu
Membawamu kedalam ruang gelap
Sampai kemudian
Ada serpihan kecil melukai bahumu, dan Sayatannya membelah jauh
menusuk dalam sumsummu, terbenam disitu
Semakin menjalar, terus
Sampai luka itu mampu bercerita
Dengan bahasa perih saat rindu melanda
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!