Tulisan ini, akan tertuju untuk mantan-mantan tercinta kalian. Tak ada salahnya calon pendamping hidup di masa depan diibaratkan magang di dalam hati kita. Jika kita salah, harus meminta maaf, dan begitu sebaliknya justru ia harus meminta maaf. Melihat sang burung merpati dipegang dan dilepas jauh oleh pemiliknya, dan tak tahu kemana ia pergi.
Matahari senja, waktu dimana menuju tempat kuliah, kantor, ataupun tempat usaha. Calon pendamping menjadi teman berbicara, bercanda, dan teman dimana waktu bosan. Masa pertama akan menjadi pasangan adalah masa pacaran, masa tersebut menentukan jalan hati, perjalanan menuju target, dan menentukan uji emisi dari hati kita masing-masing.
Apadaya, disuatu tempat, ia memandang saya kemari. Ia bertanya untuk tujuan ia ingin tempat, dan belum menuju jodoh. Waktu pertama kali kuliah, kau ingin memandang hatiku, kau ingin merayu ku. Dengan sambil menyisir rambutmu, kau telah membuat ketertarikan wajah dan ronamu yang cantik. Sesampai menanyakan tujuan dia, saya dengan lancang meminta nomor HP ke dia. Ia menolak memberikannya, dan tiba-tiba teman saya intip-intip saya dari belakang dan berkata " Whoosh, whoosh, sini ada Pak Dosen. Dosen killer loh yang ngajar," ujarnya. Saya dengan panik sambil ucapkan permisi dengan buru-buru menuju kelas.
Sesaat jam istirahat, saya bersama teman-teman berkumpul bersama di warung depan kampus. Namun,ada hal yang tak terduga,ada satu teman saya ada yang kenal dengan dia. Saya berkata "Kamu kenal dia ya," ujar saya. Namun ia hanya angguk kepala saja dan tidak memberikan respon satupun ke saya. Kebetulan, yang tadi di sapa oleh dia adalah teman yang menegur saya dengan wanita tersebut.
Setelah itu, menuju kelas kedua. Saya dengan rayuan ke teman saya yang memotong obrolan saya dengan wanita tadi, dengan saya ucapkan "Eh, serius dong? lo kenal sama dia? nanya doang kok, ga macem-macem," dan kemudian, wanita yang saya pandangi tadi masuk ke kelas saya. Namun ia kaget melihat saya. Ternyata salah satu dosen pada mata kuliah kedua tersebut berhalangan hadir, dan dia adalah asisten dosen dari mata kuliah Pengenalan Teknologi dan Ilmu Komputer. Sesaat ia ceramah mata kuliah, saya menjadi sasaran menjawab pertanyaan dari dia, dan saya menjawab jawababnnya seadanya. Namun, ia memuji saya karena jawaban saya benar. Ia sambil tersenyum melihat saya.
Pada saat itu, teman saya yang potong omongan sebelumnya, dengan berbisik-bisik saya dengan berkata "Dia sudah senior semester 5, jangan lo goda-godain, itu kakak gue," dan saat itu teman saya yang bisik ke saya ditegur asisten dosen yang meerupakan kakaknya. Setelah mata kuliah selesai, wanita tadi tiba-tiba meminta nomor WA saya untuk diberikan kepada dosen utama pada mata kuliah tersebut, dengan dalam hati "yesss, seneng gua."
Pada saat pulang kuliah, saya menuju motor saya dan dia tiba-tiba wanita pujaan saya meminta tumpangan menuju stasiun KRL, dan kebetulan saya lewati arah tersebut. Dengan sigap, saya langsung tancap gas dan tak banyak omong. Ia kebetulan bawa helm karena biasanya jalan bareng sang adik, namun sang adik ada keperluan dan tak bisa pulang bersama.
Pada saat perjalanan, ia ajak saya ngobrol sedikit demi sedikit tentang diri masing-masing, dan hal-hal yang disukai oleh dia dan saya. Ada kabar gembira untuk kita semua. Maaf intermezzo, yang benar ia ingin ngajak saya ke mall besok hari untuk minta temani membelikan hadiah untuk adiknya yang berulang tahun besok hari.
Keesokan harinya, saya dan wanita tersebut benar-benar bertemu di mall tersebut. Ia merasa bingung apa hadiah yang cocok untuknya. Karena uang yang dibawa tidak banyak, Saya dengan inisiatif menambahkan sedikit uang untuk membelikan barang yang diinginkan. Ia hanya membawa 400 ribu, dan ia mau membelikan jaket sepatu. Saya membawa uang 600 ribu, dan saya berikan 400 ribu untuknya. Wanita tersebut tergirang-girang dan juga kaget dan berkata kepada saya "Kok baik banget, ini ga salah ya? makasih ya bang yes, yes, yes seneng gua ketemu orang yang ga perhitungan," ujarnya.
Ia bercerita, wanita aitu sudah pacaran 2 kali, namun ia tak pernah ditraktir sama sekali dan hanya patungan barang sesekali, dan abis itu pernah pinjam seatus, dan tak pernah diganti dan akhirnya wanita itu pilih putus olehnya. Saya memiliki kesempatan besar untk dekatinya. Setelha membelikan hadiah berupa jaket dan sepatu. Setellah membelikan kado, saya ajak ia makan, namun tiba-tiba HP wanita pujaan saya berdering dan nama kontaknya adalah nama adiknya. Setelah ia selesai telepon, saya sekarang malah ditepon oleh adiknya, dan saya jawab dan sambil berkata "Gua lagi jalan sama nyokap, ga bareng kakak lo," ujar gw.
Namun, wanita tersebut ketawa-tawa mendengar suara saya saat telepon adiknya. Saya minta maaf kepada wanita tersebut karena udh bohongi adiknya saat ulang tahun. Ternyata, wanita tersebut juga merencanakan bahwa ia sedang tidak bersama saya saat ke mall. Namun, sang adik melihat saya dari restoran yang saya makan, dan marah-marah kepada saya dan kakaknya karena berbohong, dengan berkata " Tega lo ya bohong, katanya ga abena, terus elo juga katanya bareng nyokap, ohh nyokapnya kakak gua ya."
Tak bisa tahan egonya, ia nyaris baku hantam ke saya. Namun, ia melihat barang yang dibelikan oleh kakaknya pada saat ualng tahun, tiba-tiba ada pelayan restoran yang memberikan kue ulang tahun kepada adik dari wanita tersebut. Saya dan wanita pujaan saya memang merencanakan hal tersebut. Dengan tertawa tak henti-henti sang adik wanita pujaan saya, ia sekarang berubah pikiran, dari yang tidak senang saya dekati kakaknya menjadi setuju bahwa saya dan kakaknya berpacaran walaupun 3 tahun lebih tua dari wanita tersebut.
Menurut saya, jodoh tak pandang umur, jika ia memiliki catatan yang baik, maka dialah yang pantas menjadi jawara hati saya. Saya setiap sabtu dan minggu aktif berjalan-jalan bersamanya, dan saling chat-chat sesampai dirumah.
2 tahun kemudian, ia resmi lulus dari kampus dan saya sudah semester 5. 2 bulan kemudian, ia sudah bekerja di perusahaan media sebagai penulis berita. Dia menjadi pekerja keras dan sangat gigih mengejar cita-cita menjadi jurnalistik. Akan tatpai, waktu nge-datenya cukup terbatas.
1 tahun kemudian, saya selesai magang di perusahaan media, tak sama dengan wanita pujaan saya, dan disitu saya mulai kepikiran sibuk untuk penyusunan skripsi menjelang kelulusan saya semester berikutnya. Dan chat saya dibalas oleh wanita pujaan saya dengan kalimat semangatnya agar bisa lulus dan kerja.
Namun 3 bulan kemudian, keadaan berubah 180 derajat. Sesampai ia tak membalas sepeserpun chat dari saya. Saya merasa khawatir dan panik kepada dia, namun saya telepon dia, tiba-tiba dia reject telepon saya. Saya tahu bahwa kamu sibuk dan tak bisa diganggu pekerjaannya.Â
Keesokan harinya, dia juga tak membalas satupun. Saya berinisiatif chat kembali, namun ia kembali tak membalas. Saya mencoba hubungi adiknya untuk chat ke dia. Namun, sang adik mendapatkan respon dengan cepat. Saya dan teman saya, bertemu dan meminjam HP nya untuk menghubunginya. Setelah itu, ia mengangkat telepon dari sang adik, dan terdengar suara saya, ia langsung matikan dan menolak menjawabnya. Dan saya coba telepon lagi, ia menolak jawab telepon dari HP adiknya.
Seminggu tak memberikan respon, akhirnya dia memberikan respon ke saya. Ia dengan chat panjang lebar dengan berisi "Sayang, aku tau saya salah, aku tahu kamu khawatir, akan tetapi ada hambatan yang mengganggu saya. Saya bekerja keras demi cita-cita saya menjadi jurnalis, dans aya baru menjadi penulis berita, dan saya bukan berarti membenci kamu. tapi pikiran saya tak tahu mau bicara apa. Maffkan saya lebih dari 2 minggu kita ga ngedate, karena kesibukan saya. Mohon maklumin yaa, gua belum mau putus sama kamu, gua tau elo kesel, gua emang saya, tapi sorry to say. Mulai detik ini gw mau break dari lo. Ga tau kapan pokoknya lama, dan berpotensi selamanya.
Tak ada respon dari saya, dengan tegas saya kirimkan bukti chat terakhir dari wanita pujaan keadiknya. Ia geram dan tak terima diputusin seenaknya dia. Sesampai adiknya mengancam kakanya, dan saya merangkul untuk menahan diri agar tidak meluapkan emosinya.Â
Saya merayakan kelulusan bersama teman-teman, dan sang adik dari wanita pujaan saya berbisik-bisik ke saya dengan mengucapkan "Eh, gue ada surprise buat lo, ga tau seneng atau engga, tapi bukan dari gua ya." Tiba-tiba ada suara tangisan dari seorang wanita. Dan ternyata, dai adalah wanita pujaan saya yang sudah berbadan dua, saya kaget dan sambil mengeluarkan air mata. Ternyata ini alasan ia minta putus. Ia mengungkapkan, selain dia dihamili oleh orang lain, dia juga ditipu oleh mantannya dengan berpura-pura pengobatan untuk dirinya yang sakit jantung, dan ternyata uang yang dipinjam habis untuk judi online. Dan yang lebih pahitnya lagi, ia tak bertanggung jawab dan tolak menikahinya. Selain itu, ia juga dipecat dari perusahaan wanita pujaan saya bekerja karena sikapnya. Ia memohon-mohon ke saya dan tak ada respon satupun dari saya. Disitu, saya hanya diam seribu bahasa dan tidak mau mendengarnya, dan saya juga pilih diam dan tak mau memancing keributan. Ia mau meminta saya jadi orang tuanya atau minta solusi. Tapi say sorry saya sudah sakit hati, ternyata sudah main belakang kepada saya. Maka, menurut saya itu adalah hukum karma yang pantas diterimanya.
Maaf untuk wanita pujaanku, walaupun sudah statusnya mantan, saya tidak pernah membenci kamu, saya sebenarnya mau menjadi ayah di rahim kamu, tapi maaf, saya terlanjur sakit hati apa ayng dia buat. Saya sudah maafkan dan tak membencinya. Namun status dia adalah mantan terindah untuk saya. Dan akhirnya, saya tidak pernah menyatakan hubungan kepada mantan terindah saya lagi.
Pesan Moral: "Sadarilah bahwa segala sesuatu terhubung dengan segala sesuatu yang lain." kata bijak oleh Leonardo DaVinci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H