Menjadi abdi negara adalah posisi yang didambakan oleh jutaan orang di republik ini. Setidaknya data pelamar membuktikan hal tersebut, jutaan orang mendaftarkan diri ketika pemerintah memberi kesempatan kepada siapapun melalui rekrutmen dari tahun ke tahunnya. Wow!
Jutaan orang? Yap, meski semua orang tahu bahwa jumlah yang dibutuhkan tiap tahun sangatlah sedikit, tapi hal itu tidak menjadi penting bagi orang kebanyakan.Â
Yang menjadi penting adalah gimana caranya biar saya bisa lolos walau persaingan yang sangat sangat sangat ketat. Itu artinya kita tetap punya peluang untuk lolos tetapi mungkin sangat kecil.
Namun, apakah menjadi Abdi Negara yang istilah tenarnya disebut sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pilihan terbaik?
Tentu tidak. Tidak salah lagi hehe. Bukan itu maksud saya, bagi sebagian besar orang mungkin beranggapan menjadi seorang ASN adalah pilihan terbaik. Namun, sebagian yang lain juga ada yang menganggapnya sebagai hal yang biasa atau bahkan menyimpulkan sebagai ranah yang gelap, mengerikan, menakutkan disertai sinisme atau negative-judgement.Â
Sah-sah saja, sebab urusan kerjaan adalah hak prerogatif kita yang akan menjalaninya maupun disebabkan oleh pengalaman ketika bersentuhan dengan para ASN ini, kesan kita yang akan menjadi salah satu variabel untuk bisa menarik kesimpulan baik-buruknya menurut kita.
Namun, kata seorang bijak, menjadi seorang ASN itu adalah salah satu cara paling konkret untuk memperbaiki bangsa ini. Profesi ini seringkali mungkin menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang punya trackrecord atau visi yang lebih maju ke depannya.Â
Alhasil, kondisi kita pun tak jauh banyak berubahnya. Meski trennya terus meningkat menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya (dilihat dari adanya perbaikan dari sisi rekrutmen yang transparan, kenaikan gaji dan tunjangan, fasilitas, dsb), tetapi masih begitu banyak tantangan menjadi seorang ASN yang dituntut sebagai pelayan masyarakat sebagai bukti dari hadirnya negara atau tulang punggungnya negara ini.
Tentu, kita butuh orang baik yang jauh lebih banyak lagi yang berprofesi sebagai ASN, kamu kah salah satunya? :) Aamiiin..
Nah, sampai di sini, kita bisa melihat bahwa subjektivitas kita yang akan mampu melihat sisi positif atau negatif maupun penilaian lainnya pada profesi ini. Tinggal kita yang akan memutuskan ke mana kaki akan melangkah? Dan, apapun itu, semoga kita tetap siap untuk bertanggung jawab atas pilihan kita dan istiqomah bertindak dalam kebaikan.
Selanjutnya, apa sih yang perlu kita siapkan bila hati ternyata memutuskan untuk memilih menjadi seorang ASN?