Pernah aku disentuh oleh angin lembut,
Menghembuskan nasihat untuk kebaikan.
Pernah aku disentuh oleh cahaya,
Menerangi kelemahan yang perlu diperbaiki.
Pernah aku disentuh oleh tangan hangat,
Membantu agar aku bisa berkembang.
Ibu...
Pernah aku merasakan embun pagi,
Menyegarkan diri agar tak terlalu manja.
Pernah aku melawan arus sungai,
Mengukir jejak keberanian dalam diri.
Pernah aku menangis di malam sunyi,
Mengungkapkan kelembutan hati yang tak terkalahkan.
Ibu...
Setiap kali aku tersesat di jalan,
Dia memberi petunjuk dengan bijaksana.
Setiap kali aku merasa terhempas kecewa,
Dia berdoa di tengah malam gelap.
Setiap kali aku merasakan luka,
Dia memberi obat dan semangat yang menyembuhkan.
Dan saat aku mencapai puncak kejayaan,
Dia mengajarkan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
Namun...
Tidak pernah aku melihat air mata dukanya,
Tersembunyi di balik senyuman yang tegar.
Begitu kuat dan indah dirinya...
Ibu...
Aku mencintaimu dengan segenap hati...
Tuhan...
Aku memohon pada-Mu,
Selamanya bahagiakanlah dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H