Mohon tunggu...
Syani Maharani
Syani Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Learning Loss: Dampak Pandemi Covid-19 dan Cara Menanggulanginya

30 Juli 2021   17:07 Diperbarui: 31 Juli 2021   11:12 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Senin 23 Maret 2020 kedepan beberapa daerah masih menerapkan Kegiatan Belajar Mengajar di rumah. Untuk itu kami mengajak kepada para pendidik untuk menghadirkan belajar di rumah yang menyenangkan," Hal tersebut diutarakan Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud Ade Erlangga Masdiana, di Jakarta, Minggu (22/03/2020).

Terhitung 507 hari sejak Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan diterbitkan akhirnya sekolah secara drastis beralih menggunakan moda daring sebagai jawaban. Pembelajaran berbasis daring dianggap menjadi satu solusi yang memungkinkan agar pembelajaran terus berjalan tanpa tatap muka. Pendidikan yang lumrah berlangsung dengan interaksi langsung antar unsur pendidik dan peserta didik beralih menjadi pembelajaran interaksi tidak langsung. Pelaksanaan pembelajaran interaksi tidak langsung terkadang terjadi pada situasi tertentu namun bukan karena tuntutan pembatasan sosial akibat pandemi seperti sekarang.

Pembelajaran daring merupakan kebijakan penyelenggaraan pendidikan, dan pembelajaran harus diupayakan tetap berlangsung dengan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan. Hal ini sangat berpengaruh pada masa adaptasi akibat perubahan mekanisme dan sistem pembelajaran tersebut. Pembatasan ini membawa dampak positif dan negatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Dampak positif dapat dimaknai dari pembelajaran yang berbasis teknologi tentu mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa bahkan orang tua agar cakap teknologi. Hal ini memicu percepatan transformasi teknologi pendidikan di negeri ini. Ini tentu berdampak positif karena penggunaan teknologi dalam pendidikan selaras dengan era revolusi industri yang terus merangsek maju. Para peserta didik yang pada umumnya adalah generasi milenial semakin bersenyawa dengan kemahiran mereka menyelesaikan kegiatan dan tugas belajar berbasis teknologi. Hikmah ini menjadi langkah tidak terencana dan di luar dugaan sebagai upaya pengembangan keterampilan dan pengetahuan setiap unsur praktisi pendidikan relevan dengan zaman.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pembelajaran moda ini mulai menunjukkan beberapa dampak negatif yang cukup serius. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syani Maharani mahasiswa Pedidikan Guru Sekolah Dasar selaku peserta kegiatan KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia 2021 di SDN 063 Bandung didapati data bahwa orang tua yang menjadi aktor utama dalam melakukan pendampingan kegiatan belajar putra-putri mereka di masa Covid-19 ini mengalami dinamika dan probelmatika yang cukup serius.

Pada masa 4 bulan pertama pelaksanaan pembelajaraan daring (Februari-Mei 2020) menjadi masa adaptasi yang terkontaminasi dengan kondisi kesiapan mental dan fisik setiap orang tua yang harus mengisi kegiatan belajar dan pembelajaran dalam keterbatasan. Meskipun kegiatan belajar dan pembelajaran tersebut telah dibantu dengan adanya kebijakan pemerintah melalui tayangan pembelajaran di media televisi yang dikemas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan agar lebih menarik dan memudahkan proses pendampingan siswa, pada kenyataannya tidak semua orang tua adalah individu yang familiar dengan IT secara maksimal, sehingga kerap kali komentar orang tua terkait teknis berbasis digital menjadi perbincangan yang kesimpulannya menjadi kendala dalam mewujudkan kelancaran kegiatan belajar dan pembelajaran untuk mencapai kemahiran tertentu bagi putra-putri mereka.

Bahkan 70% guru di SDN 063 Bandung mengaku kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran daring, tentu saja karena mengubah kebiasaan dan persiapan mengajar, pengemasan materi, cara penyampaian materi, sistem penilaian dari tatap muka ke daring bukanlah hal yang mudah, juga beragam kendala pengumpulan tugas tidak tepat waktu, siswa tidak antusias belajar, sering terjadi miskomunikasi dengan orangtua yang tidak melek teknologi hingga yang paling mengkhawatirkan adalah mulai munculnya gejala yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya, yaitu: learning loss - hilangnya minat belajar siswa.

Learning Loss atau kehilangan belajar mengacu pada kehilangan pengetahuan dan keterampilan secara spesifik atau umum atau juga kemunduran dalam akademik, paling sering karena kesenjangan atau diskontinuitas yang diperpanjang dalam pendidikan siswa. 

Meskipun pembelajaran dapat dilanjutkan melalui modalitas jarak jauh, learning  loss tetap tidak dapat dihindari karena menciptakan penundaan atau kesenjangan informasi tentang kemajuan belajar siswa. Berbagai upaya yang sudah dilakukan hingga saat ini, tampaknya belum mampu menyamai keunggulan dari pembelajaran tatap muka yang sudah begitu melekat dalam kultur pendidikan kita.

Tentu hal ini bukan tanpa alasan. Selain faktor sarana dan prasarana seperti smartphone, perangkat komputer, bahkan hingga permasalahan pemenuhan data/kuota dan jangkauan sinyal yang tidak memadai membuktikan kendala bahwa ternyata daring belum sepenuhnya engaging (melibatkan) siswa.  Hal ini dapat menyebabkan salah informasi atau bias pada kemajuan pendidikan mereka.  Beberapa pelajar masih dapat memperoleh sertifikasi atau kualifikasi, tetapi tingkat pengetahuan dan keterampilan mereka yang sebenarnya mungkin tidak sama dengan kelompok sebelumnya selama era pra-Covid 19.

The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun