Perbedaannya memang sangat sedikit. Huruf “Dal” pada lafadz ”Jo-dha” lidah tertarik ke atas langit-lagit. Sementara “Dal” pada lafadz “Sidodadi” lidah keluar sedikit, kemudian lidah akan tampak berada diantara katupan gigi atas dan bawah. Secara harfiyah, maknanya tidak berubah. Namun menurut sejumlah sumber, jika hal itu dinilai dalma lomba Musabaqah Tilaqatil Quran (MTQ), sudah masuk salah satu kesalahan kecil (khoufi). Tetapi jika kesalahan pada tajwid-nya, maka ia masuk dalam kategori kesalahan besar (jali).
Faktanya diantara santri kami, ada yang sudah terbiasa membaca huruf yang salah. Kata mereka ini tradisi di sekolah yang sudah bertahun-tahun. Akibatnya, arti dan makna juga berubah. Kebiasaan lidah di sekolah yang terbiar tanpa dikontrol oleh guru telah merusak cara santri membaca al-quran.
Misalnya dalam bacaan di akhir surah al-fatihah. Seharusnya : ghoiril magh-dhuubi ‘alaihim, ternyata setelah didengar saksama, menjadi: roiril...(bukan ghoiril). Huruf “ghin” berubah menjadi huruf “ro” yang jelas akan merubah makna. Ini bukan hanya satu atau dua santri, hampir mayoritas santri baru yang kini menjadi tanggungawab kami.
Di antara wali santri, dalam perjalanan enam bulan terakhir menyoal tentang hasil hafalan putra-putrinya. Pertanyaan itu berdasar pada keinginan kuat, betapa mereka bermimpi menjadikan putra-putrinya menjadi penghafal Al-quran. Sebagian wali, mungkin tidak pernah melakukan kontrol di rumah bagaimana “lidah” putra-putrinya saat mengucapkan huruf hijaiyah.
Tapi syukur alhamduilllah, secara perlahan para wali santri bisa memahami. Saya kemudian sampaikan kepada mereka; akan lebih baik bacaan atau cara membaca diperbaiki lebih dulu, baru kemudian menghafalnya. Sebab, diantara santri ada yang sudah hafal juz 30, tetapi sangat banyak huruf dan tajwid yang ditabrak. Akibatnya, saat lomba di sekolah sang santri tidak mendapat yang terbaik. Disinilah dilema yang hingga saat ini sedang kami perbaiki, sehingga ke depan akan lebih baik. Insya Allah. Mohon doanya dari semua.
Palembang, 8 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H