Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tinggal di Palembang

Penulis adalah Guru Ngaji di Rumah Tahfidz Rahmat Palembang, dan Penulis Buku "Revolusi Hati untuk Negeri" bekerja sebagai Jurnalis di KabarSumatera.com Palembang. (www.kabarsumatera.com) dan mengelola situs sastra : www.dangausastra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemiskinan adalah Jembatan Emas

6 September 2015   11:05 Diperbarui: 6 September 2015   11:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuhan sepertinya memang belum bersedia melenyapkan kemiskinan dan orang miskin, karena kita masih perlu banyak berbuat, untuk membayar hutang-hutang kebaikan Tuhan kepada kita, sejak lahir hingga sekarang.

Untunglah, Tuhan belum mencabut kemiskinan dan menghabisi orang miskin. Itu pertanda, Tuhan masih berbaik hati dengan kita. Ini bentuk solidaritas Tuhan buat kita.  Tuhan masih memberi kesempatan kita untuk melakukan perbaikan diri melalui kemiskinan untuk menyongsong kematian? 

Pesan saya, janganlah kita hanya bisa menyimpan “tumpukan tinja” di dalam rumah, karena itu akan membuat kita makin tidak mengerti siapa kita sebenarnya di hadapan Tuhan. Lalu kita tidak pernah sadar ruang diri kita, dimana Tuhan dan dimana kita.

Jika di hadapan kita ada “jembatan emas” yang mengantarkan kita sampai pada kesempuraan ketataatan pada Tuhan dengan berbagi antar sesama, mengapa kita sering memilih menyimpan “tinja” di dalam rumah?**

Palembang, 1999-2001  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun