Dalam kondisi seperti ini, mungkin bukan saja kita, tetapi Tuhan sekalipun akan kesulitan menggelari jurnalis apa yang harus bekerja dibawah kepentingan itu. Mungkin, kita sama-sama harus mencari referensi itu. Kalaupuin tidak ketemu, mungkin, besok pagi, kita semua harus berlari menuju Tuhan, untuk kemudian kembali menanyakan tentang gelar bagi jurnalis seperti ini. Kini dan esok, semua pengelola media massa akan terus dihadapkan dua pilihan itu. Dilematis memang, tetapi setiap jurnalis harus memilih. Hanya hatinuranilah yang kemudian menentukan, akan dengan ideologi apa seorang jurnalis harus tetap menjaga nilai-nilai itu dalam kegiatan jurnalistiknya. Semua, kembali pada kedirian masing-masing jurnalis. (*)
Â
Tanjung Enim, 10 Februari 2008
Â
*) Penulis adalah Jurnalis dan pelaku sastra Indoensia. HP.081271274232
*)Dsampaikan pada acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional Lanjut LPM Ukhuwah 2008 di gedung Pascasarjana Universitas Sriwijaya
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H