Film the Troy.... menceritakan kisah tentang pertarungan merebut kekuasaan antara para Raja di Yunani yang haus akan kekuasaan dan juga memperluas daerah jajahan
Kekuasaan dan Jabatan membuat sehingga para raja-raja ini begitu berambisi untuk mendapatkannya, terutama raja Agamemon yang sangat berambisi menaklukan raja Priam yang memimpin kerajaan Troy
Achilles seorang petarung dan pemberani, melihat bahwa begitu banyak Pasukan dan Rakyat yang mengelu-elukan raja mereka, memuji dan memuji, lantas Achilles pun berkata "Betapa sedihnya rakyat yang memuji dan memuja Raja nya, karena untuk bertemu saja dengan raja yang mereka pilih atau anggkat, sangatlah sulit bahkan tidak akan pernah, dan bisa saja sampai mati pun mereka tidak bisa bertemu raja mereka"
Saat ini di Papua banyak orang di Papua Bergelar Politikus dan Pejabat Daerah bertarung dalam memenangkan calon Gubernur dan Bupati masing- masing, bahkan adu argumen pun terjadi seolah mereka mau membangun manusia Papua dengan penuh kasih dan Cinta.
setelah para calon Gubernur atau Bupati itu terpilih nanti, belum tentu orang-orang Papua yang bertarung mati- matian itu bisa dengan leluasa bertemu Bupati atau gubernur terpilih dari hasil perjuangan dan pertarungan di lapangan
Bisa saja apa yang dikatakan oleh Achilles pada film The Troy dapat terjadi pada rakyat Papua yang kini sedang Eforia mendukung salah satu Calon Gubernur dan Bupati yang sedang bertarung. sesungguhnya mereka lebih memilih kepentingan kesejahteraan partai dari pada bangun manusia Papua yang kini telah dan sedang tidak sehat dan mati muda lebih banyak di tanah Papua.
Bagaimana mungkin harus memilih dan memenangkan orang yang pada akhirnya bertemu pun sangatlah sulit, apalagi meminta dan mengharapkan sesuatu darinya, sementara bercakap-cakap pun belum tentu? Mereka adalah Kaki tangan Iblis yang hadir sebagai pemangsa manusia Papua.
Pesan untuk Anda! Bolehlah anda bersimpati, bolehlah berpartisipasi, tetapi janganlah sampai harus mati-matian, saling sikut menyikut, saling adu beradu, apalagi sampai berantem hingga bermusuhan
Para Gubernur dan Bupati itu Kaki Tangan kapitalis Nasional dan Internasional makanya yang dibangun adalah Infrastruktur. Rakyat hanya bisa berebut nasi bungkus untuk makan saat kampanye, lebih banyak sakit sakit dan mati muda lebih banyak. sementara pemimpin duduk berhadapan dengan jamuan makan yang lezat, enak dan sehat bersama Pejabatnya. Mereka segelintir para pejabat saja yang menikmati hidup yang sehat aman dan sejahtera.
Rakyat hanya bisa menjadi Pasien dan minum aqua gelas dan bermandi keringat sementara calon pemimpinya meminum aneka minuman jus yang menggoyangkan lida sebagai alat perasa kenikmatan
Selesai pemilihan maka selesailah sudah janji yang terucap, berakhir sudah pertemuan dan akan terulang lagi pada 5 tahun mendatang, tak ada harga sebuah kecapean dari kerja keras. Rakyat Papua masih menjadi Pasien terbanyak di semua RSUD dan Kematian Berusia mudah menjadi banyak pun Mereka Penguasa Daerah Diam membisu. Sebab perjuangan mereka adalah perjuangan kesejahteraan Pejabat dan Pemodal lainnya.Â
Kenikmatan hanya milik pemimpin dan orang dekatnya, sementara rakyat banyak yang telah memilihnya terasing begitu saja, tanpa ada rasa peduli, simpati apalagi memiliki
Janji yang terucap membalut ingkar yang tersembunyi rapat di dalamnya, sulit membedakan mana para Nabi dan mana nabi palsu, karena sama-sama mengucap kata yang begitu manis terdengar pada setiap telinga.... RIP
K O H A
https://www.facebook.com/share/p/XjGta7i1NgNzp1cR/?mibextid=xfxF2i
https://www.facebook.com/share/p/uhTkPgVeXPthqzvh/?mibextid=xfxF2i
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H