Pangalengan, Bandung - Jamaah Tani Muhammadiyah Pangalengan, Jawa Barat, kini beralih ke holtikultura organik dengan pendampingan dan arahan teknis dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Upaya ini dikelola oleh MPM PWM Jawa Barat dan Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jawa Barat, dan diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan para petani.
Untuk mendukung upaya tersebut, MPM PP Muhammadiyah melakukan kunjungan ke Pangalengan pada Senin (22/4/2024). Dalam kesempatan tersebut, Risman Muchtar (Wakil Ketua MPM PP Muhammadiyah), Ir. Syafii Latuconsina (Dewan Pakar MPM PP Muhammadiyah), H. Usep Sudrajat, SH., MH (Wakil Ketua PWM Jabar), sama-sama menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik untuk memastikan ketersediaan pangan yang halal dan sehat bagi masyarakat.
Syafii Latuconsina menjelaskan bahwa pertanian organik di Pangalengan merupakan bagian dari upaya merespons ajakan agama tentang kehalalan dan kebaikan dalam makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat. "Selama 5 tahun, mereka telah menggunakan pupuk organik dengan hasil yang memuaskan. Penggunaan pupuk organik tidak hanya meningkatkan produktivitas tanaman, tetapi juga membuat tanaman lebih tahan terhadap hama," terang Syafii.
Risman Muchtar juga menekankan bahwa program pertanian organik ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga untuk menyehatkan masyarakat melalui konsumsi pangan yang halal dan thayyiban. Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia dalam mengembangkan pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan." Tutur Risman.
Dalam kunjungan tersebut, dibahas pula tentang pola tanam tumpang sari dengan tiga jenis tanaman, atau yang dikenal sebagai tiga ring tanaman. Pola tanam itu memadukan tumpang sari tanaman cabai, tomat, dan sawi putih, kemudian ada lagi yang kombinasi dengan kol dan kentang.Â
Usep Sudrajat menjelaskan bahwa pola tanam ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kerugian petani akibat fluktuasi harga sayuran. "Dengan menanam tiga jenis tanaman yang berbeda secara bersamaan, jika salah satu jenis tanaman mengalami penurunan harga, maka dua jenis tanaman lainnya masih dapat memberikan pendapatan bagi petani," jelas Usep
MPM PP Muhammadiyah dan Jamaah Tani Muhammadiyah Pangalengan merencanakan panen raya di Kabupaten Bandung dengan kisaran waktu antara akhir Mei hingga awal Juni mendatang. Panen raya ini diharapkan dapat memperkenalkan hasil pertanian organik kepada masyarakat lebih luas.
Saat ini, proyek pertanian organik ini telah mengelola 6 hektar lahan. Syafii Latuconsina menyampaikan harapannya bahwa proyek ini dapat diperluas ke luas lahan yang lebih besar untuk meningkatkan produksi pertanian organik dan menyuplai hasil pertanian ke pasar Muhammadiyah, khususnya ke rumah sakit-rumah sakit, kampus-kampus, dan sekolah-sekolah. Dengan demikian, kontribusi terhadap penyediaan pangan yang halal dan sehat bagi masyarakat akan semakin signifikan.
Kunjungan dan pendampingan MPM PP Muhammadiyah ke Jamaah Tani Muhammadiyah Pangalengan tidak hanya merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas pertanian organik, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam memperjuangkan ketersediaan pangan yang halal dan sehat bagi masyarakat Indonesia. Semoga program ini dapat memberikan dampak yang positif dan menjadi contoh bagi pertanian di seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H