Mohon tunggu...
Sandika Wandara
Sandika Wandara Mohon Tunggu... Jurnalis - Aktivis, Penulis dan Wiraswasta

Sosok Penulis dari kalangan Mahasiswa sangat di impikan oleh pemimpin bangsa. bangkit dan bergerak menuju Indonesia Emas 2045.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Komparasi Pemikiran KH. Wahid Hasyim dan Buya Hamka tentang Pendidikan Islam

6 Desember 2024   01:47 Diperbarui: 10 Desember 2024   00:17 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Tokoh Besar Pendidikan Islam | Sumber: Pixelab Sandika

Studi Komparasi Pemikiran Kh. Wahid Hasyim dan Buya Hamka tentang Pendidikan Islam

Pendidikan merupakan salah satu elemen penting dalam membangun peradaban suatu bangsa. Tokoh-tokoh Islam di Indonesia, seperti KH. Wahid Hasyim dan Buya Hamka, memiliki kontribusi besar dalam pemikiran pendidikan Islam. Keduanya dikenal dengan ide-ide pembaruan yang signifikan, meskipun dengan pendekatan dan perspektif yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pemikiran kedua tokoh tersebut, mengidentifikasi persamaan dan perbedaan, serta menggali titik temu yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Pendahuluan
KH. Wahid Hasyim merupakan tokoh Islam moderat yg dikenal menggunakan gagasan pembaruan pada pesantren. Sebagai Menteri Agama pertama Indonesia, dia memainkan kiprah krusial pada menciptakan kurikulum pendidikan Islam yg nir hanya serius dalam ilmu kepercayaan namun pula meliputi ilmu pengetahuan umum. Di sisi lain, Buya Hamka, seseorang ulama, sastrawan, & pemikir Islam, menekankan pendidikan menjadi wahana buat membangun insan yg merdeka pada berpikir & berakhlak mulia. Ia percaya bahwa pendidikan nir hanya bertujuan buat memenuhi kebutuhan duniawi, namun pula buat mencapai kebahagiaan akhirat.

Metode Penelitian
Penelitian ini memakai metode studi kepustakaan (library research), pada mana asal data primer berupa buku, jurnal, & dokumen-dokumen terkait. Data dianalisis secara kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif-komparatif buat menggali & membandingkan pemikiran ke 2 tokoh terhadap pendidikan Islam.

Pembahasan
1. Pemikiran KH. Wahid Hasyim mengenai Pendidikan Islam
KH. Wahid Hasyim mempunyai pandangan bahwa pendidikan Islam wajib memenuhi kebutuhan duniawi & ukhrawi. Ia menekankan pentingnya integrasi antara ilmu kepercayaan & ilmu pengetahuan umum. Salah satu gagasan besarnya merupakan reformasi kurikulum pesantren. Menurutnya, pesantren nir hanya wajib mengajarkan ilmu kepercayaan , namun pula ilmu pengetahuan terkini misalnya matematika, ilmu sosial, & bahasa asing. Gagasan ini bertujuan supaya santri bisa bersaing pada era terkini tanpa kehilangan bukti diri keislamannya.

KH. Wahid Hasyim pula mendorong pendidikan yg inklusif & terbuka terhadap pembaruan. Ia percaya bahwa pendidikan wajib bisa membangun individu yg nir hanya cerdas secara intelektual, namun pula mempunyai akhlak yg mulia. Dalam pandangannya, pendidikan Islam yg ideal merupakan pendidikan yg seimbang antara iman, ilmu, & amal.

2. Pemikiran Buya Hamka Tentang Pendidikan Islam
Buya Hamka memandang pendidikan sebagai sarana pembentukan manusia yang beriman, berakhlak mulia, dan bebas berpikir. Ia menekankan pentingnya keberanian intelektual dan kebebasan berpikir sebagai landasan pendidikan. Dalam beberapa karyanya, seperti ``Tenggelamnya Van der Wyck'' dan ``Di Bawah Lindungan Ka'bah,'' Buya Hamka menekankan nilai-nilai moral dan spiritual yang harus menjadi inti dari kehidupan. pendidikan Islam. Menurut Buya Hamka, pendidikan Islam harus memperkuat integritas individu dengan mengembangkan semaksimal mungkin potensi manusia, baik lahir maupun batin. Beliau juga menekankan pentingnya pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Islam seperti kejujuran, tanggung jawab dan menghargai orang lain.

3. Persamaan pemikiran kedua tokoh
a. Penekanan pada moralitas dan spiritualitas. Baik KH. Wahid Hasyim dan Buya Hamka sepakat bahwa pendidikan Islam harus menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual. Mereka berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan intelektual, tetapi juga untuk mengembangkan akhlak yang mulia.

b.Pentingnya Integrasi Keilmuan. Keduanya mendukung integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan populer. Mereka berpendapat bahwa pendidikan Islam harus disesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.

c. Peran Pendidikan dalam Membangun Peradaban. Kedua tokoh ini memandang pendidikan sebagai alat untuk membangun peradaban Islam yang maju. Mereka meyakini bahwa pendidikan dapat menjadi sarana untuk memberdayakan umat Islam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

4. Perbedaan pemikiran kedua tokoh
a. Inisiatif Reformasi Kurikulum. KH. Wahid Hasyim fokus memperbarui kurikulum pesantren dengan memasukkan ilmu-ilmu sekuler. Ia ingin mencetak mahasiswa yang tidak hanya ahli di bidang ilmu agama, namun juga berkompeten di bidang ilmu pengetahuan modern. Buya Hamka, sebaliknya, tidak terlalu terikat pada struktur formal kurikulum dan lebih menekankan pada pendidikan karakter dan kebebasan intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun