Pola perilaku itu dikendalikan pikiran bawah sadar yang terbentuk melalui proses progamming. Proses programing telah dimulai sejak usia tujuh tahun yang disebut fase hypnosis. Di masa itu, seseorang mengembangkan theta (imajinasi) dalam pikiran bawah sadarnya. Imajinasi tersebut bersumber dari informasi yang direkam dan diolah otaknya dari lingkungan.
Seorang anak yang lahir dalam keluarga yang mandiri secara ekonomi (kaya-raya) akan terpicu untuk mandiri secara ekonomi. Hal ini disebabkan anak tersebut memiliki imajinasi pembentuk pikiran bawah sadar yang menggerakkan pola perilakunya untuk meraih kemandirian ekonomi.
Demikian pula sebaliknya. Seorang anak yang lahir dalam keluarga yang lumpuh secara ekonomi (miskin) akan cenderung terpicu pula untuk memiliki imajinasi pembentuk pikiran bawah sadar yang menggerakkan pola perilakunya untuk mengalami kelumpuhan ekonomi.
Pada konteks pengentasan kemiskinan di Bangladesh, upaya pembentukan pikiran bawah sadar adalah melalui pemrograman ulang. Setiap berkumpul, warga miskin Bangladesh yang tergabung dalam program bisnis sosial, bersama-sama mengucapkan kalimat-kalimat yang membangun kepercayaan diri dan keyakinan untuk membangun bisnis sendiri. Mereka pun dibentuk dalam kelompok-kelompok yang saling meneguhkan dan menguatkan keyakinan.
Upaya-upaya tersebut adalah afirmasi yang menanamkan imajinasi konstruktif dalam pikiran bawah bawah sadar untuk membentuk pola perilaku progresif. Bila dilakukan repetisi secara konsisten, upaya tersebut akan membentuk pikiran bawah sadar yang menggerakkan pola perilaku sesuai dengan tujuan yang kita harapkan, khususnya dalam dalam mewujudkan kemandirian ekonomi.
Melalui upaya itu, pikiran bawah sadar seseorang yang lahir di lingkungan yang mengalami kelumpuhan ekonomi, bisa dibenahi dan diarahkan untuk memiliki imajinasi berupa kemandirian ekonomi. Hasilnya luar biasa. Warga miskin yang buta aksara pun, mampu berdaya dalam meraih kekayaan melalui pendirian UMKM. Tidak heran bila keberadan bisnis sosial berhasil menurunkan angka kemiskinan di Banglades secara signifikan.
Upaya pembentukan perilaku sosial tersebut tampaknya sudah dilakukan insan-insan kreatif BRI yang secara khusus mengelola pemberdayaan sektor UMKM. Tetapi tampaknya, upaya tersebut belum berjalan secara optimal. Tidak heran bila penurunan angka pengangguran Indonesia sulit mencapai titik nol.