Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pecinta literasi

Blog ini merupakan kelanjutan dari blog pada akun kompasiana dengan link: https://www.kompasiana.com/sulfizasangjuara 🙏❤️

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akar Tionghoa di Rumah Gadang

1 April 2023   23:14 Diperbarui: 1 April 2023   23:34 2449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akar Tionghoa (tercantum/tertulis sebagai 'aka cino'). Sumber: Sumber: Ir. Mahmud Hasan dalam buku 'Rumah Adat Minangkabau'

Masjid Saadah yang terletak di Kenagarian Gurun, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar. Dibangun pada 1910 atas donai Datuk Paduko Intan seorang saudagar terkenal asal Jorong Gurun serta tokoh etnis Tionghoa di Kota Padang bernama Kapten Lie Goan Hoat.

Kontribusi Kapten Lie Goan Hoat dalam pembangunan Masjid Saadah menjadikan kebudayaan Tionghoa mendapatkan tempat kehormatan untuk diabadikan dalam arsitektur Masjid Saadah. Sentuhan kebudayaan Tionghoa terlihat pada undak-undak atap majid yang menyerupai bangunan dengan cita rasa arsitektur khas Tiongkok dan ornamen dinding luar masjid.

[2] Sho Bun Seng


Dalam lembaran sejarah Padang terkenal pula kepahlawanan Sho Bun Seng. Sho lahir di Kutaraja, Aceh, 12 November 1911. Sejak tahun 1937, Sho aktif dengan Tionghoa Padang dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Repubik Indonesia. Sho bergabung dalam Batalyon Pagaruyung yang ditugaskan di berbagai daerah khususnya di Sumatera Barat dengan keahlian utama di bidang telik sandi.

Sho tetap merawat jiwa kepahlawanan di era kemerdekaan dengan menjalani kehidupan sederhana, kerja keras, dan aktif membantu orang-orang yang kesulitan. Sho tidak akan segan-segan memberikan bantuan materi meskipun dirinya kekurangan atau harus berhutang. Ketika dirinya menerima rapel pensiunan militer dengan dana jutaan rupiah, ia hanya mengambil beberapa ratus ribu, selebihnya dibagi-bagikan untuk rekan-rekannya yang membutuhkan.      

[3] Pembangunan Gedung Pertama Universitas Andalas

Berdasarkan artikel yang dipublikasikan di platform digital niadilova.wordpress.com (titi mangsa 02/03/2017), pada 1951, sepasang pengantin Tionghoa Padang, turut menyumbangkan uang senilai 10.000 (nilai yang cukup besar di masa itu) sebagai bagian dari dana pembangunan gedung pertama Universitas Andalas.  

Artikel tersebut bersumber dari Majalah Garuda, No. 12, 25 Maret 1951: 14-15 yang disalin ulang Dr. Suryadi yang berkarir di Universitas Leiden.

[4] Kapitan Lie Ma Saaij
       
Kapitan Lie Ma Saaij (1815-1819) tidak hanya dikenal sebagai tokoh Tionghoa memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi dan gemar mendermakan harta. Kontribusinya tidak terbatas untuk kalangan etnis Tionghoa semata, seperti pembangunan Kelenteng Se Hien Kiong (Kwan Im Teng) yang terbakar habis pada 1861, tetapi juga meluas ke seluruh penjuru negeri seperti memberikan sumbangan materi yang sangat besar bagi korban bencana alam Aceh dan Bengkulu.

Sejarah mencatat, Lie Ma Saaij memberikan sumbangan sebanyak satu kapal bagi korban bencana alam letusan Krakatau 27 Agustus 1883 di daerah Bengkulu. Atas kontribusi tersebut, Lie Ma Saaij dianugerahi salah satu jabatan tertinggi di kalangan Tionghoa  sebagai Mayor Titulair dee Chineezen Padang pada 28 November 1883.    

Pada awal berdirinya Observatorium Lembang, pemerintah Belanda mengutarakan itikad untuk membeli teropong bintang milik Lie Ma Saaij. Alih-alih menjualnya, para ahli waris memutuskan untuk menyumbangkan dengan harapan teropong bintang tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kini, teropong bintang tersebut menjadi salah satu koleksi penting Observatorium Booscha di Lembang, Bandung.        
 
Tentunya, masih banyak kontribusi-kontribusi positif etnis Tionghoa dalam kemanusiaan. Kontribusi-kontribusi positif itulah yang semestinya diangkat ke permukaan, bukan sejarah kelam yang dipicu perbuatan sebagian (segelintir) etnis Tionghoa yang telah menjadi renik-renik sejarah. Apalagi, dalam seluruh etnis, selalu terdapat individu-individu yang melakukan tindakan yang berseberangan dengan spektrum moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun