Para nasabah perlu mendirikan dan mengembangkan komunitas nasabah bijak. Komunitas bisa berbentuk online atau offline. Melalui komunitas ini, para nasabah bisa saling berbagi wawasan dan saling memberdayakan dalam upaya perlindungan data.
Komunitas dapat dikembangkan dengan merekrut praktisi-praktisi teknologi digital sebagai bagian dari anggota. Praktisi teknologi digital tidak harus tenaga ahli yang memiliki lisensi resmi, tetapi bisa berupa anak-anak muda yang memiliki talenta dan keahlian dalam peretasan (hacker) seperti pelajar yang mampu meretas situs NASA, Putra Aji Adhari.
Melalui komunitas ini, para anggota bisa menguji ketahanan sistem digitalisasi instansi-instansi, termasuk perbankan untuk tujuan kebaikan. Kelemahan-kelemahan sistem digital perbankan yang ditemukan akan diinformasikan pada praktisi sistem digital perbankan. Agar kelamahan-kelemahan tersebut dibenahi dan tidak rentan dibobol pelaku tindak kejahatan perbankan yang memiliki keahlian sebagai peretas.
Ketiga, tidak memusatkan investasi pada uang
Selain menyimpan dana di bank, nasabah disarankan untuk berinvestasi pada sektor finansial yang relatif lebih stabil. Misalnya, nasabah bisa menggunakan dana yang tersimpan di bank untuk membangun UKM/UMKM, meningkatkan skill serta pendidikan, atau untuk membeli harta tak bergerak seperti tanah.
Upaya investasi selain uang akan menurunkan tingkat kecemasan nasabah. Bila sewaktu-waktu terjadi gangguan keamanan terkait dana yang disimpan di bank, nasabah tidak terlalu terbebani. Sebab, nasabah memiliki investasi yang bisa menghidupi nasabah.
Keempat, tidak menyimpan dana hanya pada satu nomor rekening
Nasabah sebaiknya menyimpan dana minimal pada tiga nomor rekening. Dana dalam masing-masing nomor rekening memiliki fungsi yang berbeda.
Nomor rekening pertama bisa digunakan sebagai penyimpanan dana untuk keperluan sehari-hari, nomor rekening kedua untuk usaha, dan nomor rekening ketiga untuk menyimpan dana kebutuhan mendadak atau keperluan yang tidak terduga. Bila sewaktu-waktu terjadi gangguan keamanan perbankan, seperti pembobolan pada salah satu rekening, nasabah secara finansial tetap stabil dengan keberadaan dua nomor rekening lainnya.
Kelima, menjadi penyuluh digital.
Menjadi penyuluhan digital menjadi salah satu aksi nyata gerakan nasabah bijak yang bisa memberikan kontribusi besar untuk terwujudnya kebangkitan eksistensi keamanan data. Melalui pemanfaatan media digital, terutama media sosial, penyuluh digital bisa berperan aktif dalam membangkitkan security awareness kolektif. Dengan demikian, para netizen khususnya nasabah, memiliki inisiatif untuk mengamankan data pribadi dan bahu-membahu dalam mewujudkan eksistensi keamanan data kolektif.