Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pecinta literasi

Blog ini merupakan kelanjutan dari blog pada akun kompasiana dengan link: https://www.kompasiana.com/sulfizasangjuara 🙏❤️

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kamu Sudah Sukses [1]

22 Mei 2022   18:08 Diperbarui: 22 Mei 2022   18:41 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: iamfearlesssoul.com

Apakah kamu pernah merasa dirimu gagal? Jika pernah, bagaimana reaksimu menghadapi kegagalan itu? Bila kamu bersedih atau depresi karena gagal; berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk muve on?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting dalam dunia orang sukses khususnya di bidang "entrepreuner". Pertanyaan-pertanyaan tersebut juga terus mengiringi satu istilah yang diajarkan untuk kita hindari: gagal. Kenyataannya, tidak ada enterpreuner khususnya 'entrepreneur kelas dunia' yang tidak memiliki pengalaman gagal.

Sistem dalam kehidupan kita yang multidimensi mengajarkan kita untuk menghindari sebuah kondisi yang dinamakan gagal. Bahkan, sistem pendidikan yang dipercaya sebagai jalan untuk menciptakan masa depan yang gemilang, sesungguhnya turut memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya menghindari gagal. 

Para pelajar atau mahasiswa, terutama saat jelang ujian, mayoritas akan belajar tekun karena cemas gagal dalam ujian atau tidak ingin gagal meraih nilai/prestasi tertinggi. Kondisi itu terus berulang atau mengalami repetisi yang konsisten, sehingga memicu tercipta 'mindset' menghindari gagal atau takut pada kegagalan. 

Bila menghindari gagal atau takut gagal telah tertanam sebagai 'mindset' dalam kesadaran atau pikiran bawah sadar kita; bisa disebut upaya untuk meraih sukses sebagai kemustahilan. Sebab, semua orang sukses yang melegenda tidak pernah bebas dari kondisi yang disebut gagal.

Menghindari sukses berarti menghindari gagal. Sebaliknya, berani gagal berarti berani pula untuk sukses. 

Semua orang sukses, setidaknya yang saya pelajari dari biografi dan buku-buku yang mengangkat kisah mereka, menyikapi kondisi atau situasi gagal dengan cara yang positif. Dari mereka saya menyadari bahwa bagaimana sikap kita menghadapi gagal sangat menentukan sukses yang akan kita raih sebagai masa depan. 

Semua orang memiliki potensi yang sama untuk meraih sukses. Memang terdapat situasi dan kondisi tertentu yang menyebabkan orang-orang tertentu sulit untuk meraih sukses. Misalnya, orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik atau gangguan kesehatan. Tetapi, bila mereka memiliki mindset sukses, orang-orang tersebut tetap akan berada pada jejeran orang sukses. Bukan materi atau status sosial yang mereka genggam yang membuat mereka layak disebut sebagai orang sukses, melainkan kehidupan yang syarat inspirasi yang menjadi warisan abadi. 

Louis L Hay merupakan salah satu orang sukses yang sangat saya kagumi. Ia tidak lulus SMA. Ia hamil di luar nikah dan di usia yang masih muda. Karena kesulitan finansial, ia terpaksa menyerahkan anaknya ke panti asuhan untuk kemudian terpisah selama-lamanya. Jelang usia dewasa, ia berhasil merintis karir gemilang di dunia 'fashion', menikah, mapan, untuk kemudian bercerai dan terbuang, serta kembali ke titik nol. Tidak ada cacat lagi gagal demi gagal dalam kehidupan Louis L Hay. 

Sumber foto: iamfearlesssoul.com
Sumber foto: iamfearlesssoul.com
Alih-alih menyerah kalah dan larut dalam depresi, Louis L Hay berhasil meretas kehidupan yang berkelimpahan. Ia dikenal dunia sebagai terapis, penulis buku 'best-seller' internasional, pembicara internasional, guru, filantropis, dan masih banyak bidang kehidupan yang diselami Louis L Hay. Semuanya diraih Louis L Hay berkat keyakinannya pada kelimpahan yang dimiliki seluruh makhluk khususnya manusia. 

Salah satu buku karya Louis L Hay. Sumber: goodreads.com
Salah satu buku karya Louis L Hay. Sumber: goodreads.com

Terdapat dua ajaran kehidupan yang diajarkan Lois L Hay yang sangat melekat dalam benak saya. Bila kita mengadopsinya sebagai tuntunan kehidupan, saya percaya sebagian beban hidup akan terangkat dan menjadikan upaya meretas sukses menjadi lebih ringan. 

Salah satu ajaran hidup yang diajarkan Louis L Hay yang saya garis bawahi adalah adalah menyayangi diri sendiri. Mayoritas manusia tidak menyayangi diri masing-masing. Alih-alih mayoritas manusia membenci dirinya sendiri. Kita keberatan dengan bentuk tubuh, ini-itu yang belum kita miliki, dan masih banyak lagi. Energi kehidupan yang semestinya bisa digunakan untuk menghasilkan karya kreatif dan inovatif; menjelma bahan bakar yang memicu berkobarnya emosi dan pikiran negatif yang menjauhkan kita dari upaya meretas sukses. 

Ajaran kedua dari Louis L Hay adalah bersyukur. Rasa syukur harus kita tumbuhkan setiap saat. Dalam mewujudkan rasa syukur ini, kita memang harus berlatih dalam olahraga pikiran. Adalah sulit bila kita bersyukur dalam kondisi yang tidak nyaman khususnya dalam situasi yang dinilai gagal. Tetapi, bila kita terlatih dalam olahraga pikiran upaya mewujudkan syukur di setiap saat tidak akan menjadi sebuah permainan yang menantang dan mengasyikkan. 

Misalnya, kita mengucapkan, Terimakasih Tuhan karena kegagalan ini. Sebab, tanpa kegagalan ini, aku tidak akan mengasah semangat dan mengambangkan kreatifitas dalam menghasilkan karya. 

Kita sebaiknya menyadari bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual masing-masing yang tidak bisa diseragamkan. Karena itu, adalah sesuatu yang keliru besar ketika kita takluk pada 'standar sukses' yang ditetapkan sistem di luar diri kita. 

Mari kita menyayangi diri masing-masing dan bersyukur setiap saat. Dengan jalan ini, titik terang menuju sukses akan kita temukan dalam perjalanan menuju kesejatian diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun