Mohon tunggu...
Kabar Kelinci
Kabar Kelinci Mohon Tunggu... -

Kabar Kelinci Indonesia adalah situs pengetahuan dan informasi Kelinci. Hadir untuk menjadi solusi wirausaha bagi orang-orang kreatif yang ingin meningkatkan pendapatan ekonomi, pemberdayaan, peningkatan gizi dan penciptaan lapangan kerja baru. Sebagai media yang sudah berjalan, rasanya Kompasiana adalah pilihan awak redaksi Kabar Kelinci Indonesia sebagai cara interaktif yang lain. http://kelinci.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelinci: Renungan Sebelum Ternak

21 Desember 2009   04:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:51 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Renungan Sebelum Memulai Usaha Kelinci

Berikut saya sumbang tulisan untuk diketahui para calon pemelihara kelinci. Buat saya prinsip semacam ini penting untuk dipahami para pemula agar tidak gegabah dalam usaha kelinci. Saya melihat banyak yang terlalu percaya diri merasa mampu. Itu memang bagus karena tanpa rasa optimisme dan kepercayaan diri  kita akan sulit meraih kemajuan. Tetapi rasa percaya diri tanpa bekal bisa jadi senjata makan tuan. Maka pentingnya buat kita untuk merenungkan sejenak beberapa hal berikut ini agar kita tidak mengikuti kegagalan-kegagalan pemelihara sebelumnya.

1). Yakinlah bahwa kelinci itu adalah potensi terbesar di dunia. Potensi itu bisa untuk tujuan penghasil daging sehat, pupuk hebat, kulit sehat dan bulu terbaik. Ketiga hal ini akan menjadi peluang mendulang uang yang sangat luar biasa. Potensi lain di luar produksi tersebut ialah bahwa pada dasarnya pemeliharaan kelinci bisa dilakukan mulai dari kecil (dengan modal kecil), bisa juga dengan modal besar. Ketiga, persaingan belum ada. Yang terjadi justru kekurangan pasokan; bahkan untuk bibit yang baik pun masih kurang.

2). Yakinlah bahwa potensi sebesar dan sehebat apapun, termasuk potensi yang kita miliki, -yakni otak, fisik dan jiwa kita,-jika tidak dikelola secara baik dan tepat niscaya bukan lagi sebagai potensi. Di sini saya ingin menegaskan bahwa untuk mengelola potensi kelinci jangan dilihat sembarangan. Potensi kelinci tak bisa dilihat sebagaimana hewan domba/kambing atau sapi, juga ayam. masing-masing tidak bisa disamakan, sekalipun beberapa hal memiliki kesamaan. Untuk mencapai pemahaman hakiki kelinci kita tak usah sibuk berbanding-banding dengan hewan ternak lain. Pahami saja dulu secara mendasar kelinci.

3) Di atas keyakinan potensi dan keyakinan bahwa potensi itu bisa diraih menghasilkan sesuatu yang luar biasa, mestinya kita juga tidak berlaku emosional. Sikap emosional menyatakan kelinci menarik dan suka, atau sikap gegabah dengan mengatakan memelihara kelinci mudah, termasuk sikap gegabah mengatakan sulit mengelola kelinci harus ditinggalkan. Masukilah wilayah etos kerja yang baik dengan meletakkan dasar menarik ilmu pengetahuan secara mendalam. Jangan buru-buru membeli kelinci sebelum prinsip-prinsip pemeliharaan kelinci domestik dipahami secara baik karena itu hanyalah akan membantai kelinci. Jangan hanya karena membaca satu dua artikel langsung tancap gas belanja kelinci. Bersabarlah sejenak dengan mengunjungi peternak yang sudah lama berjalan. Berbagai ragam literature, mulai dari internet, buku dan majalah/surat kabar mesti dibaca. Tundalah niat anda membeli kelinci barang beberapa minggu. Dalam usaha pemula ini, prinsip lebih cepat lebih baik tidak berlaku. Pengalaman membuktikan mereka yang tergesa-gesa sering gagal. Satu contoh, mereka tidak bisa memilih induk yang baik.

4) Saya tidak menakut-nakuti. Saya juga tidak mempersulit. Bagi saya, sebuah usaha tidak perlu dilihat sulit-mudahnya. Semua pasti memiliki kesulitan, semua pasti memiliki kemudahan. Hilangkan saja paradigma ini. Ganti dengan paradigma prasyarat. Apakah itu? Ialah prinsip bahwa segala sesuatu yang hendak dilakukan itu mesti dilihat syarat-syarat dasar kebutuhannya. Otak kita masih kosong, maka isi dulu dengan ilmu pengetahuan. Pengalaman kita juga melompong. Maka solusinya jelas, perlu berlatih dengan cara magang dan seterusnya.

http://kelinci.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun