Mohon tunggu...
Kabar Kelinci
Kabar Kelinci Mohon Tunggu... -

Kabar Kelinci Indonesia adalah situs pengetahuan dan informasi Kelinci. Hadir untuk menjadi solusi wirausaha bagi orang-orang kreatif yang ingin meningkatkan pendapatan ekonomi, pemberdayaan, peningkatan gizi dan penciptaan lapangan kerja baru. Sebagai media yang sudah berjalan, rasanya Kompasiana adalah pilihan awak redaksi Kabar Kelinci Indonesia sebagai cara interaktif yang lain. http://kelinci.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektif Memulai Ternak Kelinci

20 Desember 2009   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:51 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-Berbagi pengetahuan dan pengalaman

Oleh Ir Sahid Mustaqim (pemelihara kelinci terbatas untuk agribisnis)

Sebagai perternak kelinci dulu saya sering mengeluh karena sulitnya mencari ilmu pengetahuan dari kelinci. Era 1996 saat saya memulai usaha kelinci memang sudah ada beberapa buku, Tetapi kita tahu, buku panduan ternak atau panduan pertanian pun hanya sedikit memberikan masukan ilmu pengetahuan. Buku-buku panduan agribisnis misalnya sangat cenderung normatif, miskin informasi dan pada praktiknya sangat jauh dari kenyataan di lapangan. Akibatnya saya beternak kelinci harus melangkah terseok-seok dan butuh lebih dari 2 tahun untuk memahami dunia perkelinci.

Sekarang situasi telah berubah. Internet telah membukakan pintu ilmu pengetahuan yang luas kepada kita untuk tahu secara cepat. Tetapi saya merasakan bahwa ternyata maraknya media akhir-akhir ini tidak sepenuhnya membuat orang cepat dan pinter secara mendalam. Saya perhatian beberapa peternak kelinci baru ternyata banyak kebingungan. padahal dari sisi pendidikan maupun kemampuan finansial mereka rata-rata bisa mudah untuk menyerap ilmu.

Sayang seribu sayang. Pengetahuan mereka didapat secara instan dari internet dan hanya diskusi beberapa kali dengan para peternak. Akibatnya mereka tetap saja sering kesulitan mengatasi problem dalam mengurus kelinci. Soal mencret bingung. Soal kandungan pakan bingung. Soal pilek, tata kelola kandang dan semuanya menjadi masalah tersendiri. Kenapa demikian terjadi?

Saya melihat kecenderungan instant dalam membaca dan kurang suka silaturrahmi menyerap ilmu adalah sumber dari kekacauan dalam memelihara kelinci. Sekedar refleksi, dulu saya sulit memajukan ternak kelinci karena miskin bacaan. Tanpa bacaan akhirnya saya harus mencari ilmu jauh ke para peternak-peternak handal. Ini justru yang membuat boros biaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.

Bagi saya internet hanyalah membantu. Ia memudahkan tetapi sekaligus menyulitkan sebab tak jarang orang-orang yang tidak kompeten dalam memberikan ulasan ke masyarakat luas menyesatkan. Misalnya kelinci tidak boleh diberi air minum. Lalu ada pula kelinci tidak perlu makan rumput. Juga kemudian anakan cukup disusui dari induk dalam masa satu bulan saja (padahal butuh waktu minimal 50 hari dan tidak boleh dipisah secara mendadak).

Selain sumber internet yang terkadang kurang baik, rata-rata pengetahuan peternak kelinci pemula bersumber dari pinggir jalan, atau para bakul yang sebenarnya tidak tahu menahu soal pemeliharaan kelinci. Atau bisa jadi hanya tahu menahu pengelolaan secara tradisional dari orang desa. Ini tidak bagus mengingat pemeliharaan kelinci domestik dengan kandang baterai berbeda dengan model ternak kelinci umbaran (yang diliarkan di sekitar rumah).

Buku Kelinci menurut saya memang efektif dan paling murah untuk membimbing peternak pemula. Mengapa efektif? Bukankah banyak buku panduan kelinci yang tidak detail dan hanya bicara konsep saja? ini benar adanya. tetapi pun demikian tetap penting dibaca, bukan sebagai pedoman, melainkan sebagai salahsatu rujukan. Dengan buku akan banyak wacana. Kebingungan adalah hal yang biasa karena di sana memang terdapat banyak perbedaan. Buku lebih murah karena tidak ada harga buku yang lebih Rp 100ribu. Kalaupun ada tiga jenis buku yang bisa dibeli, tetap tidak akan melampui Rp 200ribu. Ini murah sebab bagaimanapun ilmu pengetahuan adalah dasar terpenting untuk kemajuan dan kelengkapan dalam memahami peternakan kelinci. Dalam wirausaha tidak boleh instan. Haru paham secara mendalam dan luas. Semua masalah harus dikuasai. Tidak bisa instan memahami sakit mencret sebagai mencretnya manusia, juga soal pilek.

Apa yang saya sampaikan di atas sebenarnya pemikiran pada era sebelum 2009. Maka, saat saya bertemu deng

an Bapak Faiz Mansur yang kala itu sedang giat riset menulis buku khusus kelinci saya sangat terharu. Kala itu langsung saya mengusulkan agar lebih detail dan punya sikap. Pak Faiz setuju karena ia memang juga bertujuan untuk memajukan kelinci, bukaan semata mencari uang. Saya diperlihatkan sebuah buku tebal Textbook of Rabbit Medicine (dari Amerika Serikat) yang dibeli Pak Faiz.

Buku itu sangat luar biasa karena meriset semua masalah-masalah penyakit kelinci. Bekal satu rujukan buku itu saja cukup menarik dan saya yakin buku Pak Faiz akan lebih baik dari buku kelinci sebelumnya, apalagi Pak Faiz juga menyertakan banyak materi dari buku-buku kelinci lain. yang lebih meyakinkan karena ditulis dengan kombinasi riset lapangan selama berbulan-bulan selain juga ia memelihara kelinci yang sudah dilakukan selama lebih 2 tahun. Ini sangat penting bagi penulis karena dengan pengalaman pribadinya memelihara akan merasakan benar pengalaman lapangan. Dengan begitu penulisnya tidak asal memasukkan sumber, melainkan juga dikombinasikan dengan pengetahuan dirinya, pengetahuan orang lain dan didukung dengan bacaan yang melimpah. Ini sangat menarik karena dengan begitu buku akan lebih bernilai dan bisa membantu para peternak pemula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun