-Wawancara buku kelinci dengan Hasyim Rosidi, distributor Penerbit Buku Nuansa Cendekia Bandung. Satu buku fenomenal tahun ini yang layak diperhitungkan adalah buku Ternak Uang Bersama Kelinci. Selain karena tingginya permintaan, buku panduan wirausaha kelinci itu ternyata memang memiliki nilai lebih, yaitu mampu membuka pemikiran baru tentang usaha ekonomi dan pemberdayaan. Di tengah-tengah kesulitan ekonomi ini, buku tersebut hadir sebagai terobosan atas kebuntuan mencari lahan usaha. Hal ini diakui oleh banyak orang. “Sejak agustus lalu, saya mencari-cari di setiap toko buku, Yogya, Solo, dan Semarang. Tetapi semuanya sudah habis,” Ujar Rosid, seorang karyawan salahsatu Bank di Sleman yang sejak bulan Maret lalu memulai usaha ternak kelinci. Sementara, Faturahman, seorang karyawan perusahaan Garmen di Solo asal Purwokerto terpaksa harus inden ke Gramedia sampai 3 minggu. “Dulu saya tahu buku itu akan diluncurkan awal bulan agustus.Minggu pertama saya langsung mencari ke Gramedia Solo, jawabnya sudah habis. Lalu saya mencari ke Toko Buku lain, tetapi kosong semua. Terpaksa saya harus pesan dan menunggu tiga minggu kemudian baru dapat. Bagus isi buku itu, kita tidak bingung lagi soal pemasaran. Ada banyak cara, dan saya akan lebih memilih gerakan pemasaran melalui koperasi untuk menyalurkan hasil panen dengan pengolahan pasca panen,” Ujar Faturahman. Berbagai peminat kelinci baik hias maupun pedaging rata-rata memiliki apresiasi positif dengan terbitnya buku Ternak Uang Bersama Kelinci tersebut. Tetapi sesungguhnya, 6 bulan sebelum buku itu terbit, satu buku Kelinci (Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu) yang ditulis oleh penulis yang sama, Faiz Manshur, juga tergolong laris. Sangat menarik adalah ketika bulan lalu saya bertemu dengan Hasyim Rosidi, bagian distributor buku Nuansa Cendekia Bandung yang menangani penjualan langsung buku itu. Tidak ada salahnya saya tulis perbincangan dengan Cak Hasyim, lelaki asal Nganjuk Jawa Timur itu. Mas Hasyim, mengapa buku Ternak Uang Bersama Kelinci itu laku keras di pasaran dan Anda melayani pesanan begitu banyak? Memang agak aneh. Buku Kelinci kok laku ya? hehe…tadinya saya juga tidak yakin kalau buku ini bisa laku secepat ini. Hanya dalam hitungan minggu terbit Buku Kelinci Biru (Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu) ludes di pasaran. dari sekian penelpon rata-rata memang mengaku peternak baru. Mereka tahu informasi dari teman-temannya yang sudah membelinya lebih dulu. Karena buku itu lebih tebal dan lengkap. Gaya bahasanya relatif enak. Sekalipun sebagian mengaku kurang paham karena banyak istilah asing tetapi buku biru itu agaknya lebih menjanjikan sebagai panduan bagi peternak. Tetapi yang harus diperjelas di sini bahwa buku ini belum melampaui buku-buku laris lainnya karena memang masih baru. Yang jelas sangat potensial untuk laku dalam jumlah besar, ini dibuktikan kecepatan arus penjualannya. Bagaimana dengan Buku Ternak Uang? Nah, setelah saya tahu buku Kelinci Biru itu laris, saya agak pesimis dengan Ternak Uang Bersama Kelinci. Tetapi ternyata faktanya lain. Buku itu lebih cepat laku. Sebagian pembelinya mengaku karena tahu bahwa buku itu menjawab soal pemasaran, hitungan bisnis, pemberdayaan, termasuk adanya jaringan antar peternak. Jadinya dengan dua buku itu para peternak memiliki dua pegangan, yaitu pegangan untuk urusan kandang, terutama masalah pakan dan penyakit, dan panduan pemasaran. Rata-rata pembelinya dari mana? Oh, merata.Terbanyak dari Jawa Barat, lalu Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan luar jawa dari Kalimantan, Sulawesi, NTB dan Sumatera kawasan utara. Selain peternak apakah ada pembeli non peternak kelinci? O banyak juga, terutama para pejabat pemda, anggota DPRD, juga ada beberapa Anggota DPR-RI. Beberapa artis dan aktivis pemberdayaan ekonomi juga memesan langsung buku itu, katanya untuk dibagikan ke orang desa yang berminat ternak kelinci. Banyak orang membeli dua buku itu sekalipun bukan untuk panduan ternak. Mereka bilang, untuk saudara-saudara di desa.Dengan cara itu mereka tidak hanya memodali usaha baru yang memang sedang potensial, melainkan sebagai cara untuk mendidik usaha secara rasional dan modern. Banyak peternak yang bilang, kalau ternak kelinci tanpa buku panduan memang susah. Dan kedua buku itu banyak memberi jawaban. Selain masalah larisnya buku itu apakah Anda merasakan keunikan lain? O, banyak. Kelinci memang lucu, membuat banyak orang senang. Bukunya pun menyenangkan. Tadinya saya tidak tahu soal kelinci, tetapi karena banyak pertanyaan, akhirnya saya pelajari juga. Sayang saya belum bisa ternak ya, padahal sudah pingin banget. Satu hal lagi yang lucu, para calon pembeli buku itu mengira saya pintar tentang kelinci, padahal saya ini hanya distributor. Setiap kali ditanya soal kelinci bingung saya, haha…Akhirnya baca buku itu. Kalau belum bisa menjawab, terpaksa saya sarankan orang agar tanya sama penulisnya atau ke Pak Asep Sutisna. Apakah Anda sudah pintar dengan kelinci? Wah, namanya juga cuma teori, belum praktek. Masih goblok saya…haha….Kata penulisnya kalau mau pinter ya kombinasi teori dan praktek.Kedua buku itu juga dibuat dengan dua kombinasi itu. Sudah terjual berapa eksemplar kedua buku itu? Buku Kelinci Biru sudah cetak ulang, masing-masing 3.000 eks. Kita sedang siapkan cetak ketiga dengan oplah yang berlipat karena pemesan mencapai ribuan, tetapi penulisnya minta ditunda karena sedang banyak perbaikan, terutama soal pengobatan dan foto. Katanya sih revisinya selesai akhir Desember 2009. Lalu Ternak Uang Bersama Kelinci akan cetak ulang pertengahan November. (Wawancara Burhan Waskito) http://kelinci.wordpress.com/2009/09/19/cerita-fenomenal-buku-kelinci/#more-946
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H