Mohon tunggu...
Kabar Kelinci
Kabar Kelinci Mohon Tunggu... -

Kabar Kelinci Indonesia adalah situs pengetahuan dan informasi Kelinci. Hadir untuk menjadi solusi wirausaha bagi orang-orang kreatif yang ingin meningkatkan pendapatan ekonomi, pemberdayaan, peningkatan gizi dan penciptaan lapangan kerja baru. Sebagai media yang sudah berjalan, rasanya Kompasiana adalah pilihan awak redaksi Kabar Kelinci Indonesia sebagai cara interaktif yang lain. http://kelinci.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Peluang Bisnis Ternak Bibit Kelinci Impor

31 Oktober 2009   03:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jenis kelinci impor pedaging seperti New Zeland, Flemish Giant dan English Spot sangat dibutuhkan para peternak. Cukup dengan promosi ke beberapa peternak saja dipastikan laku keras.

Kenapa mesti impor?

Ada beberapa alasan menjawab pertanyaan ini.

Pertama, bibit kelinci impor sangat langka. Sebagai pondamen peternakan yang handal kelinci asli sangat dibutuhkan. Tanpa ketersediaan bibit asli tersebut niscaya dalam beberapa tahun kualitas keturunan akan memudar. Kedua, harga anakan kelinci impor bisa didongkrak dengan harga relatif tinggi,-menyesuaikan dengan biaya modal impor dan peternakan. Ketiga, manfaat secara sosial sangat tinggi karena dengan begitu para peternak kecil bisa mendapatkan keturunan asli dari kelinci impor tersebut. Keempat, pangsa kelinci impor sangat luas sekaligus ekseklusif. Luas dalam artian bahwa selama ini para peternak sangat kebingungan mencari anakan keturunan langsung atau anakan keturunan kedua. Para peternak sudah menyadari bahwa harga mahal pun akan dibayar demi mendapatkan kualitas keturunan yang baik.

Apakah jenis kelinci hias, penghasil bulu atau pedaging yang paling banyak dicari?

Jenis-jenis tersebut tidak terlalu penting dipersoalkan. Semua peternak kecil membutuhkan. Hanya saya penulis menyarankan agar pengimpor lebih memikirkan nilai sosial untuk kemaslahatan dengan menjatuhkan pilihan utama pada kelinci impor besar untuk pedaging. Hal ini supaya masyarakat peternak kelinci lebih fokus mengarahkan ternaknya ke arah pemanfaatan pedaging.

Kita tahu bahwa beternak atau berbisnis kelinci hias memang lebih tinggi keuntungannya. Tetapi harus diingat bahwa pasar kelinci hias tergolong labil di banding kelinci pedaging. Selain dari itu kelinci hias sebenarnya kurang memberi manfaat bagi masyarakat luas, khususnya untuk peningkatan gizi dan penyerapan tenaga kerja.

Tetapi bukankah kelinci pedaging lebih murah dibanding kelinci hias? Itu benar adanya. Tetapi khusus untuk keturunan asli, (baik keturunan pertama, kedua, maupun ketiga), harga bibit keturunan asli ini bisa dinaikkan setara dengan harga kelinci hias impor. Sekali lagi, para peternak sudah memiliki kesadaran tentang harga tersebut. Mahal bukan masalah asal kualitas memang terjamin.

Andaikan modal beberapa ratus juta kita miliki untuk belanja induk kelinci impor asli, maka itulah kecerdasan luar biasa yang sedang kita terapkan. Berikut saya mencoba memberikan gambaran real bagaimana putaran uang beternak kelinci dengan bibit impor asli.

Prakiraan modaldan laba dari ternak bibit kelinci impor asli

Jenis Induk

Harga Beli Induk umur 5-6 bulan

Harga Jual anakan (f1) umur 60 hari

Rata-rata kelahiran

Flemist Giant

Rp 4 Juta*

Rp 300.000**

6 ekor x Rp 300.000= 1.800.000

New Zealand

Rp 4 juta*

Rp 250.000**

6 ekor x Rp 250.000 = 1.500.000

English Spot

Rp 4 juta*

Rp 350.000**

6 ekor x Rp 350.000 = 2.100.000

*Harga beli induk impor ini sangat relatif. Biasanya kelinci jenis mini mahal harganya, tetapi biaya paket agak murah karena bobotnya ringan. Sementara kelinci jenis besar biasanya agak murah harganya tetapi ongkos timbangan paket lebih mahal. Harga 4 juta ini adalah harga kelinci impor berlisensi. Sedangkan kelinci impor non lisensi biasanya bisa didapat dengan harga antara Rp 2,7-3,9 juta (termasuk ongkos kirim). Harga tersebut hanyalah prakiraan. Untuk kepastiannya sebaiknya dicek langsung pada peternak yang menjual melalui internet.

**Harga jual setelah 60 hari lebih tinggi. Kenaikan harga ini yang paling fleksibel ditentukan oleh biaya perawatan dan pakan. Katakanlah setiap hari Rp 3ribu, maka dalam sebulan harga dinaikkan Rp 9 ribu.

(sumber tulisan ini dari buku TERNAK UANG; faiz Manshur 2009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun