Mohon tunggu...
Kaasyifatul Azkiyah
Kaasyifatul Azkiyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya adalah mendengarkan musik😁

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit

1 November 2024   22:41 Diperbarui: 1 November 2024   22:43 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Analisis Cerita Sejarah Kerajaan Majapahit non-fiksi

   Sejarah Kerajaan Majapahit

Cikal bakal Nusantara lahir dari Kerajaan Mapajapahit yang berkembang hebat di abad ke-14. Bagaimana awal mula berdirinya Majapahit? Dikutip dari Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (2019), Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok.

Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe.

Kerajaan Terbesar di Nusantara Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari.

Di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep.

Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. Ini dikarenakan di area itu banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit.

Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha. Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang. Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.

Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa.

Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Orientasi:

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara pada masanya. Kerajaan ini memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.

Urutan Peristiwa:

 1.Runtuhnya Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok mengalami keruntuhan akibat pemberontakan Jayakatwang dari Gelanggelang (Madiun) pada tahun 1292.

2.Pelarian Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara dari Singasari, berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Arya Wiraja di Sumenep.

3.Pendirian Desa Majapahit Dengan bantuan Arya Wiraja, Raden Wijaya mendirikan desa baru di hutan Tarik yang kemudian dinamakan Majapahit.

4.Strategi Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol untuk menyerang dan mengalahkan Jayakatwang.

5.Pendirian Kerajaan Majapahit, setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang dan mengusir pasukan Mongol, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293 dan dinobatkan sebagai raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Reorientasi:

Dari runtuhnya Kerajaan Singasari, muncullah Kerajaan Majapahit yang kemudian menjadi pusat peradaban dan kekuasaan di Nusantara. Kisah pendirian Majapahit ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepemimpinan, strategi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan.

B.Kaidah kebahasaan

1.Kalimat Bermakna Lampau:

*Contoh: "Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan...", "Raden Wijaya melarikan diri...", "Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit".

Tujuan: Menunjukkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, membangun kronologi sejarah yang jelas.

2.Konjungsi Temporal:

*Contoh: "Setelah Singasari runtuh...", "Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka...".

Tujuan: Menghubungkan peristiwa-peristiwa secara urut berdasarkan waktu, menunjukkan hubungan sebab akibat antar peristiwa.

3.Kalimat Langsung:

*Contoh: (Tidak ditemukan dalam teks diatas)

Tujuan: Mengutip ucapan seseorang secara persis, memberikan kesan lebih autentik dan hidup.

4.Kalimat Tidak Langsung:

*Contoh: "Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit".

Tujuan: Menyampaikan isi pembicaraan atau pikiran seseorang tanpa mengutip secara persis.

5.Kata Kerja Mental:

*Contoh: "Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk".

Tujuan: Menggambarkan keadaan batin atau pikiran seseorang, seperti perasaan, keinginan, atau pikiran.

6.Kata Kerja Material:

*Contoh: "Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit".

Tujuan: Menggambarkan tindakan fisik yang nyata dan dapat diamati.

7.Kata Sifat:

*Contoh: "Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok".

Tujuan: Memberikan keterangan atau sifat pada kata benda, sehingga pembaca lebih memahami objek yang dibicarakan.

8.Kata Kiasan/Majas:

*Contoh: "Pohon maja yang berbuah pahit".

Tujuan: Memberikan makna tambahan pada suatu kalimat, membuat bahasa lebih menarik dan mudah diingat. Dalam contoh ini, "buah pahit" mungkin melambangkan perjuangan yang sulit atau pahit yang harus dihadapi Raden Wijaya.

C.Modifikasi Menjadi Teks Sejarah Fiksi

1.Orientasi

Matahari terbenam menyinari hutan Tarik yang sunyi. Pohon-pohon maja berbuah pahit menjulang tinggi, seakan menjaga rahasia besar yang tersimpan di dalamnya. Di tengah hutan itulah, seorang pemuda bernama Raden Wijaya tengah bersembunyi. Napasnya tersengal-sengal, ketakutan membayang di wajahnya. Jayakatwang, si pengkhianat yang telah membunuh ayahandanya, terus memburunya.

2.Komplikasi

"Aku tidak akan menyerah!" gumam Raden Wijaya dalam hati, sambil mengusap pedang pusakanya. Ia mengingat pesan terakhir ayahnya, "Jangan pernah menyerah, Nak. Balaslah kematian ayahmu!"

Suatu malam, ketika Raden Wijaya sedang beristirahat, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat. Dengan hati-hati, ia mengintip dari balik semak. Terlihatlah seorang prajurit tua yang sedang kelelahan.

"Siapa gerangan?" tanya Raden Wijaya ragu-ragu.

"Aku Arya Wiraja, panglima perang dari Madura," jawab prajurit tua itu. "Aku tahu siapa dirimu, Raden Wijaya. Aku akan membantumu."

3.Klimaks

Dengan bantuan Arya Wiraja, Raden Wijaya berhasil mengumpulkan kekuatan. Ia membentuk pasukan rahasia dan merencanakan serangan mendadak ke Kediri. Saat pasukan Mongol tiba di Jawa, Raden Wijaya melihat peluang emas.

"Ini saatnya!" seru Raden Wijaya kepada pasukannya. "Kita akan memanfaatkan kedatangan Mongol untuk menghancurkan Jayakatwang!"

Pertempuran sengit pun terjadi. Raden Wijaya dengan gagah berani memimpin pasukannya. Pedangnya meluncur cepat, menebas musuh yang menghalanginya. Akhirnya, Jayakatwang berhasil dikalahkan. Namun, kemenangan belum sepenuhnya diraih. Raden Wijaya harus menghadapi pasukan Mongol yang merasa dikhianati.

4.Resolusi

Setelah pertempuran panjang dan melelahkan, Raden Wijaya berhasil mengusir pasukan Mongol. Ia kemudian mendirikan kerajaan baru di hutan Tarik, yang kemudian dinamakan Majapahit.

"Di sinilah, di tengah hutan yang pahit ini, kerajaan besar akan kita bangun," ucap Raden Wijaya dengan penuh semangat kepada para pengikutnya.

5.Koda

Kerajaan Majapahit tumbuh menjadi kerajaan yang sangat kuat dan berpengaruh di Nusantara. Nama Raden Wijaya pun harum sepanjang masa sebagai pendiri kerajaan besar itu. Dan hutan Tarik, yang dulunya adalah tempat persembunyian, kini menjadi saksi bisu atas lahirnya sebuah kejayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun