Mohon tunggu...
KA Widiantara
KA Widiantara Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Praktisi dan Akademisi Komunikasi-Media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Kepercayaan Media Mainstream di Tengah Pandemi

3 April 2021   08:15 Diperbarui: 3 April 2021   08:20 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin Redaksi Tirto.id A Sapto Anggoro mengatakan, masa pandemi ini dapat dijadikan momentum untuk memberikan pencerahan kepada publik bahwa kerja jurnalistik adalah kerja profesional. Berbeda dengan akun bot dan pendengung, media massa tidak menyebarkan informasi yang asal-asalan. Sebelum menerbitkan informasi, media harus melakukan disiplin verifikasi sesuai dengan kode etik jurnalistik. Media massa bekerja sesuai aturan UU Pers dan bertanggung jawab terhadap setiap informasi yang disampaikan. Hal ini yang harus terus digarisbawahi sehingga literasi masyarakat terus meningkat.

Parahita (2019) juga menyebut jurnalisme yang merepresentasikan media arus utama saat ini sudah seharunya kembali pada marwah dan  mengemban tugasnya sebagai penyedia informasi berkualitas terkait permasalahan publik. Di tengah goncangan terhadap jurnalisme sebagai sebuah prinsip, praktik, profesi, identitas maupun organisasi, jurnalisme juga mengalami krisis kepercayaan. 

Meluasnya disinformasi, misinformasi maupun lontaran kebencian mengindikasikan berpalingnya audiens dari media berita untuk mendapatkan berita. Akan tetapi, disinformasi digital justru semakin menuntut hadirnya jurnalisme berkualitas di tengah masyarakat kita. Sebab, ke manakah warga akan mencari informasi pembanding untuk meme hoax selain dari sebuah proses pemeriksaan fakta yang ketat oleh komunitas yang dipercayai? Retorika tersebut sejatinya mengandung dua elemen yang perlu diperiksa lebih lanjut: kredibilitas dan kepercayaan terhadap jurnalisme.

Kebutuhan terhadap kredibilitas dan kualitas jurnalisme saat ini mendesak dinanti  oleh publik terlebih di tengah pandemik yang belum menunjukkan tren penurunan. Pandangan praktisi di atas dan kajian-kajian mengenai jurnalisme  dalam berbagai literatus terkini, juga merekomendasikan harap agar jurnalime kembali pada tugas dan fungsi sucinya. 

Hal tersebut sejalan dengan konsumsi berita yang meningkat selama masa pandemi Covid-19  yang menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan informasi yang terpercaya. Ini menjadi modal kuat bagi media berita untuk memainkan peranan kunci dalam membatasi konten berbahaya termasuk hoaks melalui penyebaran informasi yang akurat. Data ComScore, perusahan riset pasar, tentang konsumsi media digital di Asia Pasifik menunjukkan, di Indonesia sejak 2 Maret 2020 banyak orang beralih ke outlet berita untuk mengetahui informasi tentang Covid-19. 

Pengunjung unik (unique visitors) meningkat 8 persen --- jumlah pengunjung unik tertinggi tercatat 87 juta -- dan terus meningkat. Survei Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada April-Mei 2020 juga mencatat  kunjungan ke situs media anggotanya meningkat 50-60 persen. Sementara untuk  televisi, berdasarkan data Nielsen Indonesia pada medio Maret, kepemirsaan program berita meningkat 25 persen dibandingkan sebelum 2 Maret 2020.Kondisi tersebut menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada media mainstream.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun