Mohon tunggu...
Kafka
Kafka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Rasuk" dan "Zaman, Zaman" adalah Pengecualian

18 Juni 2018   10:11 Diperbarui: 18 Juni 2018   13:36 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Trees and The Wild. These guys put their heart and intuitions in precise composition. Sumber: ttatw.tumblr.com

Jika kita merunut dalam beberapa tahun ke belakang, sebenarnya minim sekali ditemukan rilisan album musik indie yang memiliki kualitas diatas rata-rata.

Dapat dikatakan dalam 3-5 tahun terakhir, tidak lebih dari 6 album yang dapat memilki kualitas yang dapat direkam dalam sejarah musik tanah air, bahwa musik yg dihasilkan memang mendahului jamannya, kualitas yang dihasilkan dan hampir dipastikan akan menjadi rujukan yg para musisi dikemudian hari. Dan Zaman, Zaman masuk dalam salah satu urutan karya seni tersebut.

The Trees and The Wild, kali ini kita akan mengulas sekelumit album dari unit seni ini, yakni Rasuk dan Zaman, Zaman.

Perkenalan saya dengan The Trees and The Wild dimulai menyimak album Zaman, Zaman di awal tahun 2017 dan kemudian dilanjutkan  dgn menyimak album Rasuk di pertengahan tahun 2018. Menyimak Zaman Zaman, adalah dipenuhi ketakjuban tersendiri bagi saya, setelah sekian lama, akhirnya muncul kembali album music tanah air (sidestream) yang memiliki kualitas jauh berada di depan.

Sebelum kita melangkah lebih jauh, izinkan saya menyampaikan sedikit alasan saya untuk menulis resensi musik ini dengan kemampuan yang terbatas dan pastinya tidak sangat cukup untuk dapat disebut dengan sebuah resensi yang baik. Ulasan ini tentu saja minim dengan fakta dari sumber dan lemah dalam sisi literasi normatif seni, namun ulasan yg dibuat ini disusun untuk memberikan t appresiasi seni, paling tidak menjadi media edukasi yg objektif dan cukup tajam.

Menyimak album pertama, Rasuk, dirilis oleh The Trees and The Wild pada tahun 2009. Cukup sulit mendapatkan rilisan fisik album ini pada tahun 2018 (konon rujukan para penjual off line dan online, telah menasbihkan album ini masuk dalam kolektor item). Seperti pada umumnya pada rilisan album pertama, sebahagian besar unit seni, Rasuk masih memiliki ragam pengaruh warna musik yang ada, belum memiliki acuan warna musik yang kuat. Rasuk memuat 10 track lagu dan 1 track bonus.

Track tersebut : verdure, honeymoon on ice, irish girl, malino, our roots, berlin, the noble savage, derau dan kesalahan, fight the future dan kata. Saat Rasuk dirilis, The Trees and The Wild, merupakan unit kerja seni yang terdiri dari Andra B. Kurniawan (acoustic guitar), Iga Massardi (electric guitar) dan Remedy Waloni (acoustic guitar). Musisi tamu banyak disebutkan dalam sleeve album tersebut. Dalam sisi kemasan sleeve, The Trees and The Wild, mencoba mengemas sleeve dengan kertas yang berbeda dan artwork yang unik oleh Maryanto.

Jika kita menyimak secara singkat pada Rasuk, maka warna pop, akustik dan John Mayer akan kuat melekat di album ini. Tidak hanya notasi nada yang digunakan, namun cara bernyanyipun mengacu pada musim pop John Mayer. Dalam komposisi tertentu, susunan lagu di Rasuk disusun dengan baik, saling mengait dan memiliiki alur tahapan musik yang baik.

Namun jika menyimak sedikit lebih detail, maka nuansa ambiance dan psidelik sdh ditempatkan pada track kesembilan, Fight The Future. Nah ditrack lagu inilah, benang merah antara Rasuk dan Zaman, Zaman terkait erat. pada track ini, The Trees and The Wild memilih tidak bermain aman, mereka membentuk ruang notasi nada tersendiri, unik dan memaksakan batasan eksplorasi nada hingga akhirnya berhenti dan terputus. Inilah sesungguhnya yang menjadikan The Trees and The Wild menjadi berbeda dgn unit seni kebanyakan.

Setelah cukup lama berselang, setelah 8 tahun sejak Rasuk dirilis, pada 2016 The Trees and The Wild merilis album kedua Zaman, Zaman.

Susunan personil yang membentuk Zaman, Zaman pun mengalami perubahan. Zaman, Zaman dibentuk melalui kolaborasi Andra Kurniawan (electric guitar), Charita Utamai (voices and keyboards), Hertri Nur Pamungkas (Drums), Remedy Walobi (Voice dan lain2) dan Tyo Prasetya ( Bass ). Hal yang menarik dari kedua album ini, semua lirik disusun oleh Remedy Waloni. Pada Zaman Zaman, Remedy Waloni tidak hanya menyusun lirik, namun memproduseri dan menyusun semua lagu.

Pada album inipun, warna musik yang diusung jauh berbeda, The Trees and The Wild, memfokuskan pada penggunaan space musik yang lebih luas, eksplorasi ambiance, synth yang lebih dominan, lirik yang minim dan suram dan tentu saja aura dark ambince yang kuat sekali.

Sekedar melengkapi saja, dengan mengamati beberapa album yang telah dirilis baik pada tahun bersamaan hingga saat narasi ini ditulis, maka akan sulit sekali menemukan kualitas album musisi sidestream ( apalagi mainstream ) yang mampu menarik para pendengar utk mau menyimak susunan lagu per lagu dalam satu album penuh.

Dengan menyimak Zaman, Zaman, sudah hampir dipastikan, lagu2 yang ada, saling menguatkan, menopang dan terkait. Album ini adalah hasil eksplorasi seni yang memiliki kekuatan yang unik, yakni untuk kali pertama, musik rock ambiance disusun dgn sangat rapi oleh musisi tanah air. Saya sendiri langsung teringat dgn komposisi lagu yang dibentuk oleh God Speed You Black Emperor, unit seni asal Quebec Canada yang menjadi salah satu pionir jenis musik post rock.

Di dalam album Zaman, Zaman, tautan lagu semakin kuat, jika saya tidak keliru, maka Zaman, Zaman adalah bentuk album konsep yang bagus sekali dan memiliki karakter yang kuat. Terdapat 7 track lagu yakni: Zaman, Zaman, Empati Tamako, Srangen, Monumen, Tuah / Sebak, Ruolements dan Saija. Bagi saya, setiap lagu ini memiliki kekuatan tersendiri, kuat sekali dan akan sangat sulit dibawakan dalam live performance secara terpisah.

Melalui dua album yang telah dirilis, The Trees and The Wild, secara langsung telah menasbihkan diri mereka sebagai unit seni yang memiliki kualitas karya yang diatas rata-rata dan secara pararel pun, seperti layaknya unit seni yang memiliki hasil karya yang unik dan berkarakter kuat, maka fan base pun akan terbentuk, mengamati dan memberikan rekomendasi yang kuat dalam lingkup yang ada.

Remedy Waloni... keep your engine creativity burn... great art last forever and always inspire.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun