Mohon tunggu...
K1_Duo Rahman Abdilah
K1_Duo Rahman Abdilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hola! como estas?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Satu Indonesia di Era Industri 4.0

4 November 2021   11:20 Diperbarui: 4 November 2021   15:07 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi media sosial. (Foto: Istimewa) 

Indonesia adalah negara kebangsaan yang terdiri dari berbagai etnis serta latar belakang yang berbeda beda. Terlebih karena kondisi wilayah nya yang berciri khas kepulauan menyebabkan adanya jarak antar masyarakatnya sehingga timbul perbedaan latar belakang. Namun hal ini tidak menjadikan alasan bagi setiap warga negara Indonesia untuk saling bermusuhan dan terpecah belah. Sejak zaman pasca kemerdekaan Indonesia telah memiliki sebuah semboyan yang sangat kuat maknanya untuk menjaga keutuhan bangsa yaitu semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya "berbeda beda tetapi tetap satu jua". Dengan adanya semboyan ini rakyat Indonesia diharapkan dapat terus bersatu mewariskan semangat persatuan para leluhur yang telah ada sejak terbentuknya negara Indonesia tercinta ini.

   Namun dimasa sekarang bangsa Indonesia kembali dihadapkan dengan tantangan yang berpotensi besar untuk memecah belah bangsa Indonesia. Yaitu dampak negative dari kehidupan yang bergantung pada Internet seperti halnya bermedia sosial.  Era Industry 4.0 berdampak besar dalam perubahan tingkah laku serta kualitas society masyarakat Indonesia. Industry 4.0 atau revolusi industry keempat sendiri merupakan istilah yang umum digunakan untuk tingkatan perkembangan industri teknologi di dunia. Untuk tingkatan keempat ini, dunia memang fokus kepada teknologi-teknologi yang bersifat digital. Hal ini secara langsung memperkenalkan manusia dengan teknologi digital yang sudah sangat kita kenal saat ini yaitu Internet.

Dengan adanya teknologi Internet manusia dimudahkan untuk saling terhubung satu sama lain dan dapat dengan mudah berbagi serta mengakses data apapun jenisnya. Namun terlepas dari semua sisi positifnya, terdapat pula sisi negative dibaliknya. Media sosial contohnya, sangat marak terjadi masalah di platform ini. Pasalnya ini merupakan hal baru bagi bangsa Indonesia yang pada mulanya sangat sulit untuk sekedar berkomunikasi menjadi sangat mudah karna tepat berada didepan ketikan jari kita.

Di media sosial pun kita dipaksa untuk beradaptasi dengan beragamnya generasi yang berbeda di dalam satu platform yang sama. Tentunya hal ini menimbulkan banyak masalah karna banyak dari kita yang belun siap akan era ini. Sehingga banyak orang yang jadi menyalahgunakan dan memanfaatkan Internet dan media sosial hanya untuk kepentingan mereka atau segelintir orang. Seperti kasus tersebarnya berita berita hoax, kasus penipuan media sosial, sampai transaksi gelap yang dilakukan di platform ini.

Pada kasus Penyebaran berita bohong, fitnah atau biasa disebut hoaks di tahun politik seperti saat ini, semakin menunjukkan pengaruh dan efek yang negatif bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Terlebih, berita bohong atau fitnah yang menyebar, telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik maupun ekonomi tertentu dari pihak yang menghendaki kerusakan dalam hidup bermasyarakat.

Beredarnya berita bohong, palsu, fitnah atau hoaks, yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat, telah dianggap sebagai informasi atau berita yang benar akibat masifnya berita hoaks itu. Sementara, masyarakat juga tidak memiliki pengetahuan dan sumber yang cukup, untuk membedakan informasi atau berita yang diperolehnya benar atau salah.

Hal ini merupakan hal yang sangat buruk karena ditakutkan akan memicu perpecahan di kalangan masyarakat. Sebab untuk fitnah sendiri yang terdapat didalam berita hoax mungkin banyak masyarakat yang masih belum mengetahui bahwa fitnah adalah alat, senjata konflik yang paling besar saat ini di era informasi. Itu sebabnya kalau kita melihat di semua kontestasi politik yang kita punya beberapa tahun terakhir, semuanya mempergunakan fitnah, mempergunakan hoaks, mempergunakan berita palsu yang berisi SARA atau sesuatu yang berujar kebencian. Semata mata hanya untuk keuntungan pihak mereka. Lantas bagaimana cara bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan di era ini.

Dapat kita ketahui bahwa dari sekian banyaknya pengguna media social saat ini tak luput perhatian kita tertuju pada generasi yang menguasai penggunaan media sosial saat ini yaitu generasi millennials. Mengapa Generasi Millenials? Karna generasi ini lahir bersamaan dengan perkembangan teknologi digital. Secara tidak langsung Generasi Muda atau yang biasa disebut dengan Generasi Kekinian (Millenials) mengambil andil besar dalam perkembangan Internet dan media sosial itu sendiri.Sudah sepatutnya para generasi muda tersadar dan berani mengambil peran besar untuk kembali menyatukan masyarakat Indonesia yang sewaktu waktu dapat terpecah belah atau terganggu keutuhannya.

Di era informasi ini penting bagi generasi muda untuk membekali dirinya dengan literasi digital, literasi apa pun termasuk juga yang non-digital karena saat ini banyak fitnah yang disebarkan melalui selebaran atau yang lain-lainnya. Generasi muda juga perlu membantu meningkatkan  kewaspadaan masyarakat dengan memberikan edukasi agar jangan mau lagi dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Kemampuan memproduksi hoaks yang jauh lebih banyak dan cepat dibanding upaya pencegahan dan pemberantasannya, harus diantisipasi dengan pembekalan literasi digital dan non-digital, sehingga masyarakat mampu membedakan hoaks serta tidak mudah dipancing provokasi yang dapat mengobarkan konflik.

Generasi Muda pun diharapkan untuk terus mempergunakan Internet dengan sebijak bijaknya dan berusaha membentengi diri akan dampak negative lainnya dari Terknologi digital era ini. Karna Generasi Mudalah yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa di segala aspek kehidupan bernegara. Maka penting untuk menerapkan nilai nilai Pancasila dan semangat persatuan "Bhineka Tunggal Ika" agar terciptanya SATU INDONESIA DI ERA INDUSTRY 4.0.

Tulisan Ini Ditulis untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bela Negara

Nama Taruna : Duo Rahman Abdilah

NPT : 21.21.0006

Prodi : Klimatologi 1

Nama Dosen : Fendy Arifianto M.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun